TNI-Polri dan Damkar Sigap Padamkan Kebakaran di Malam Panik Ngulanwetan

Listen to this article

TRENGGALEK lintasjatimnews – di Dusun Krajan, Desa Ngulanwetan, Kecamatan Pogalan, mendadak mencekam ketika kobaran api melahap dapur rumah milik Agus, warga RT 02 RW 01. Gumpalan asap pekat dan kobaran api yang menjulang memicu kepanikan warga sekitar. Namun di tengah situasi genting itu, respons cepat TNI, Polri, dan Damkar Trenggalek menjadi penyelamat yang mencegah musibah lebih besar. Peristiwa ini kembali menegaskan pentingnya kesiapsiagaan lintas instansi dalam menghadapi darurat kebakaran di wilayah pedesaan.(10/10/25)

Sekitar pukul 21.00 WIB, Babinsa Ngulanwetan Koramil 0806-02/Pogalan, Sertu Zainal Arifin, mendapatkan laporan dari warga mengenai munculnya api dari area dapur rumah Agus. Tanpa menunda waktu, ia segera berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan menghubungi Unit Pemadam Kebakaran Trenggalek. Ketiganya bergerak cepat menuju lokasi, di mana api telah membesar dan mulai melahap seluruh bagian dapur berukuran 6×4 meter persegi tersebut.

Setiba di lokasi, TNI, Polri, dan Damkar langsung berjibaku menghadapi si jago merah. Dalam kondisi gelap dan terbatas, tim gabungan menunjukkan koordinasi apik. Warga ikut membantu mengamankan barang-barang dan mencegah api menjalar ke ruangan lainnya. Dengan kerja sama solid, proses pemadaman berlangsung intens selama kurang lebih 30 menit hingga kobaran api berhasil dijinakkan.

“Alhamdulillah api berhasil kami kendalikan tanpa korban jiwa,” ujar Sertu Zainal. Ia menjelaskan, sumber kebakaran berasal dari kelalaian pemilik rumah yang lupa mematikan tungku kayu setelah merebus air. Bara yang tertinggal menyambar material mudah terbakar di sekitar dapur dan menimbulkan percikan api yang cepat membesar.

Dua unit armada Damkar Trenggalek dikerahkan untuk memastikan pendinginan area dan mencegah kebakaran susulan. Warga turut membantu mengevakuasi barang berharga dan dokumen penting agar tidak ikut hangus. Momen ini menjadi potret kuatnya gotong royong dan solidaritas masyarakat, terutama saat musibah datang secara tiba-tiba.

Kerugian materi akibat kejadian tersebut diperkirakan mencapai Rp 5.000.000, meliputi rusaknya bangunan dapur dan peralatan rumah tangga. Meski tak menimbulkan korban jiwa, insiden ini menjadi pengingat bahwa bahaya kebakaran dapat terjadi kapan saja, terutama di rumah-rumah yang masih menggunakan tungku kayu atau peralatan tradisional lainnya.

Sertu Zainal kembali mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. “Pastikan api benar-benar padam sebelum meninggalkan dapur. Kesalahan kecil seperti lupa mematikan tungku bisa membawa akibat besar,” tegasnya. Ia juga menegaskan pentingnya pelaporan cepat kepada aparat demi mempercepat proses penanganan.

Peristiwa ini menjadi bukti komitmen kuat tiga pilar desa, TNI, Polri, dan Damkar dalam menjaga keselamatan warga. Selain bertugas menjaga keamanan, mereka juga hadir sebagai garda terdepan saat bencana melanda. “Kami siaga 24 jam. Jika terjadi musibah, jangan ragu hubungi kami,” ujar salah satu petugas Damkar.

Di tengah meningkatnya risiko kebakaran rumah tangga menjelang musim kemarau, peran edukasi kepada masyarakat menjadi sangat penting. TNI-Polri pun berencana meningkatkan sosialisasi terkait bahaya api, penggunaan peralatan masak, dan kesiapan menghadapi keadaan darurat di lingkungan pedesaan.

Lebih dari sekadar padamnya api, kejadian ini menyisakan pesan mendalam tentang arti kewaspadaan dan kebersamaan. Kobaran api boleh padam, namun kewaspadaan tidak boleh ikut padam. Di balik musibah, TNI, Polri, dan Damkar Trenggalek membuktikan bahwa mereka bukan sekadar penjaga keamanan, melainkan pelindung nyawa dan harapan masyarakat.

Reporter: feri