Kisah Perjuangan Ruslan, S.Pd.I M.Pd. : Dari Gerobak Nasi Goreng keliling Menuju Mimbar Pendidikan

Listen to this article

BREBES lintasjatimnews – Perjalanan hidup Ruslan, S.Pd.I, M.Pd., adalah kisah tentang kesederhanaan, perjuangan, dan keteguhan hati dalam menuntut ilmu. Lahir di Brebes pada 20 Maret 1984, ia tumbuh dalam keluarga sederhana yang menanamkan nilai kerja keras dan kemandirian.

Dari pernikahannya dengan Ummu Fauzan, Ruslan dikaruniai tiga buah hati yakni Rayhanah Asyadiyah, Fauzan Abdurrahman, dan Zakaria Abdul Hamid. Kehadiran keluarga kecil ini menjadi sumber energi yang terus mendorongnya menghadapi tantangan hidup.

Sejak masa remaja, Ruslan telah menemukan pegangan hidup dalam firman Allah
فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ۝١٥٩
“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159)

Ayat inilah yang menjadi moto hidupnya hingga kini : berusaha sekuat tenaga, lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah Swt.

Ruslan selalu termotivasi dengan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)

Dari Pondok ke Perguruan Tinggi

Selepas SMA, Ruslan melanjutkan pendidikannya di sebuah pondok pesantren. Dari sanalah muncul tekad untuk meraih pendidikan tinggi. Ia sempat menempuh program bahasa Arab di Ma’had Usman bin Affan, sebelum kemudian mendaftar di Universitas Salahuddin Al Ayyubi, Jakarta.

Awal masa kuliah penuh dengan ujian. Salah seorang dosen pernah menasihati “Kalau kamu bertanya, ‘loken saya bisa S1?’ maka jawabnya, ‘loken sekalih’—pasti bisa. Belajar memang dimulai dari kebingungan, ‘oh… oh… oh,’ tetapi nanti berakhir pada pemahaman, ‘oh iyayah.’”

Kata-kata itu menancap kuat dalam ingatan Ruslan. Siang hingga sore ia habiskan untuk kuliah, malamnya ia mendorong gerobak nasi goreng berkeliling Jakarta. Menjadi pedagang kaki lima bukan hanya cara untuk membiayai kuliah, melainkan juga sekolah kehidupan yang menempanya menjadi pribadi tangguh dan sabar menghadapi kerasnya realitas kota besar.

Momen paling mengharukan datang saat wisuda. Ruslan mengajak ibundanya menghadiri acara tersebut. Sang ibu menangis haru karena selama ini mengira anaknya hanya berjualan nasi goreng di Jakarta. Tangisan bahagia itu menjadi bukti nyata perjuangan seorang anak yang tidak menyerah pada keterbatasan.

Menapaki Jalan S2 : Antara Ragu dan Tawakal

Setelah meraih gelar sarjana, Ruslan bercita-cita melanjutkan studi S2. Namun, kendala finansial membuatnya ragu. Apalagi saat itu ia sudah berkeluarga dan memiliki tanggung jawab lebih besar. Ia sempat menunda niat karena ingin menunaikan ibadah umrah terlebih dahulu.

Di tengah kebimbangan, sang istri memberi dorongan yang tak ternilai “Kalau mundur, uang pendaftarannya hilang. Lebih baik lanjutkan, insyaAllah rezeki bisa dicari. Setelah S2 selesai, kita bisa menabung untuk umrah,” Ucapan itu menjadi penyejuk hati sekaligus penguat tekadnya.

Ruslan pun melanjutkan kuliah di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Pada awal masa studi, seorang dosen kembali menyalakan semangatnya dengan pesan sederhana “Apapun kendala di S2, kita masuk bareng, keluar bareng. Jangan takut bertanya, kita akan saling membantu,” Kalimat itu menguatkannya untuk terus bertahan hingga akhirnya berhasil meraih gelar magister pendidikan.

Filosofi Hidup “Loken Bisa !”

Perjalanan Ruslan membuktikan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Filosofi “Loken bisa, loken sekalih” selalu ia jadikan semboyan. Optimisme itu ia padukan dengan keyakinan bahwa tawakal adalah kunci menghadapi masa depan.

Rasulullah Saw bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)

Hadis ini menjadi arah perjuangan Ruslan. Ia yakin ilmunya bukan hanya untuk dirinya, melainkan harus memberi manfaat seluas-luasnya bagi keluarga, murid, dan masyarakat.

Dari Gerobak Keliling ke Mimbar Pendidikan

Kisah Ruslan adalah gambaran nyata bahwa jalan menuntut ilmu tidak pernah mulus. Ada keringat, air mata, dan perjuangan panjang di balik setiap pencapaian. Dari seorang pedagang nasi goreng keliling di malam hari, kini ia berdiri di mimbar pendidikan sebagai guru dan pendidik generasi.

Ia menjadi teladan bahwa siapa pun berhak bermimpi besar, sekalipun berasal dari latar belakang sederhana. Yang dibutuhkan hanyalah tekad, usaha, doa, serta tawakal. Sebab pada akhirnya, usaha yang sungguh-sungguh akan membuahkan hasil dengan izin Allah.

Perjalanan Ruslan, dari gerobak nasi goreng keliling hingga meraih gelar magister, adalah kisah inspiratif yang layak diteladani. Ia menunjukkan bahwa pendidikan adalah jalan mulia yang bisa ditempuh siapa saja, asalkan disertai kesungguhan dan keikhlasan.

Kini, Ruslan bukan hanya seorang sarjana dan magister, melainkan juga sosok pendidik yang kaya pengalaman hidup. Ilmunya insyaAllah akan terus menebar manfaat bagi generasi mendatang.

Yakinlah Allah subhanhu wataalaa,tidak akan menyia-nyiakan orang yang berilmu sebagaimana difirman
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Almujadalah : 11)

Reporter Fathurrahim Syuhadi