Zaenal Faizin, S.Pd., M.Pd : dari Keterbatasan Menuju Pengabdian Sebagai Teladan Generasi Muda

Listen to this article

BREBES lintasjatimnews – Kisah hidup seseorang sering kali menjadi cermin perjuangan yang penuh inspirasi. Begitulah perjalanan hidup Zaenal Faizin, S.Pd., M.Pd., sosok pendidik, penggerak organisasi, sekaligus kepala madrasah yang lahir dari keluarga sederhana namun mampu menorehkan jalan sukses penuh makna.

Zaenal Faizin, S.Pd., M.Pd. adalah bukti nyata bahwa seorang anak dari keluarga sederhana bisa tumbuh menjadi tokoh pendidikan, organisatoris, sekaligus teladan bagi generasi muda. Perjuangannya penuh liku, namun setiap langkahnya menunjukkan keteguhan hati, pengabdian, dan cinta terhadap ilmu.

Kisahnya mengajarkan kita bahwa keterbatasan hanyalah batu pijakan, bukan penghalang. Dengan niat tulus, doa, dan kerja keras, siapa pun bisa menapaki jalan menuju kesuksesan.

Zaenal Faizin, S.Pd., M.Pd lahir di Brebes, 28 Agustus 1982, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya, almarhum Ma’mun, berprofesi sebagai tukang becak, sementara ibunya Sunibah adalah seorang petani sekaligus pedagang kecil.

Lingkungan keluarga yang agamis, sederhana, dan penuh keterbatasan telah membentuk karakter kerja keras dan kesederhanaan dalam diri Zaenal. Sejak kecil, ia terbiasa hidup prihatin, namun tidak pernah berhenti bermimpi dan berjuang. Pendidikan baginya adalah satu-satunya jalan untuk memperbaiki kehidupan.

Zaenal menempuh pendidikan dasarnya di Madarsah Ibtidaiyah Al Islamiyah Karangsawah lulus pada tahun 1995. Ia kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum Karangsawah selesai tahun 1998, dan meneruskan ke SMU Bustanul Ulum NU Bumiayu lulus tahun 2001. Meski kondisi ekonomi keluarga serba terbatas, semangatnya untuk belajar tidak pernah padam.

Setelah menamatkan SMA, ia melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan segala keterbatasan. Awalnya, ia menempuh D2 PGMI di STAIN Purwokerto, lalu melanjutkan ke S1 Universitas PGRI Semarang dengan jurusan Matematika.

Dorongan untuk terus belajar membawanya mencoba mendaftar S2 PGMI di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, namun langkah itu terhenti karena kendala biaya.

Zaenal sempat melanjutkan ke S2 PGMI di IAIN Purwokerto, tetapi hanya berjalan satu tahun karena ia terlibat aktif di PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) pada Pemilu 2019 dan 2024.

Meski demikian, kegigihannya untuk menyelesaikan pendidikan tinggi tak pernah surut. Akhirnya, ia melanjutkan studi di Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang dan diwisuda pada awal September 2025.

Perjalanan akademik ini mencerminkan keteguhan hatinya. Meski jalannya berliku, Zaenal mampu membuktikan bahwa keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi seseorang yang memiliki tekad kuat.

Keluarga dan ladang Perjuangan : Sumber Kekuatan dan Penyemangat

Di balik sosok yang sibuk dengan dunia pendidikan dan organisasi, Zaenal tetap menjadikan keluarga sebagai prioritas utama. Ia menikah dengan Nur Laeli Musthofa, S.E., seorang guru di SMK Ma’arif NU Tonjong yang kini sedang menempuh studi Magister Akuntansi di Unissula Semarang.

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua anak yakni Kinantan Aulia Zalfa siswi kelas 8 di MTs Nurul Ulum dan Syafiq Ahmad Argatsani murid RA Nurul Ulum Kutamendala. Keluarga ini hidup dalam suasana yang sarat dengan nilai pendidikan dan religiusitas, menjadi cerminan rumah tangga yang saling mendukung dalam meniti jalan ilmu dan pengabdian.

Dunia pendidikan adalah ladang pengabdian utama bagi Zaenal. Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala MIS Al Islamiyah Karangsawah, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinannya, madrasah tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan formal, tetapi juga menjadi pusat pembinaan karakter dan nilai keislaman bagi para siswanya.

Sebagai kepala madrasah, ia tidak hanya mengelola administrasi, tetapi juga terjun langsung membimbing guru dan siswa. Bagi Zaenal, sekolah bukan hanya tempat belajar ilmu pengetahuan, melainkan juga tempat menanamkan nilai moral, spiritual, dan kecintaan terhadap tanah air.

Selain aktif di dunia pendidikan, Zaenal juga mengabdikan diri melalui berbagai organisasi. Ia dipercaya sebagai Sekretaris MWCNU Kecamatan Tonjong, sebuah peran yang menuntut tanggung jawab besar dalam menggerakkan kegiatan keagamaan dan sosial di masyarakat.

Tidak hanya itu, ia juga aktif dalam gerakan kepanduan. Ia menjabat sebagai Sekretaris Kwarran Tonjong sekaligus menjadi pelatih Pramuka di Kwarcab Brebes. Melalui Pramuka, ia menanamkan nilai kedisiplinan, kemandirian, dan kepemimpinan kepada generasi muda. Kiprahnya ini menegaskan komitmen bahwa membangun bangsa tidak cukup hanya melalui kelas, tetapi juga melalui pembinaan karakter di luar sekolah.

Inspirasi dari Perjalanan Hidup

Kisah hidup Zaenal Faizin adalah gambaran nyata bagaimana keterbatasan tidak pernah bisa mengalahkan semangat dan kerja keras. Dari seorang anak tukang becak dan petani, ia mampu menempuh pendidikan hingga S2, memimpin sebuah madrasah, aktif dalam organisasi, sekaligus membina keluarga yang harmonis.

Ia membuktikan bahwa kesuksesan tidak semata ditentukan oleh kondisi awal kehidupan, melainkan oleh keteguhan hati, kerja keras, dan keikhlasan dalam berjuang. Prinsip ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d : 11)

Ayat ini menjadi cerminan perjalanan hidupnya, bahwa perubahan hanya akan terjadi ketika seseorang mau berusaha keras dan berkomitmen untuk memperbaiki diri.

Reporter Fathurrahim Syuhadi