LAMONGAN lintasjatimnews – Guru bukanlah beban negara. Guru adalah garda terdepan pembangun bangsa. Guru adalah pelita yang tak pernah lelah menyala, demi memastikan harapan itu tetap ada. Mari kita doakan dan dukung para guru, karena perjuangan mereka adalah perjuangan kita semua.
Kalimat tersebut bukan sekadar retorika. Guru sungguh memainkan peran yang amat vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari tangan-tangan mereka lahir generasi penerus yang kelak menjadi pemimpin, ilmuwan, ulama, pengusaha, dan tokoh masyarakat. Dengan segala keterbatasan, guru terus mengabdikan dirinya untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan meraih masa depan.
Seringkali kita mendengar anggapan miring bahwa gaji guru adalah beban negara. Padahal, sesungguhnya guru adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga. Tidak ada pembangunan bangsa tanpa pembangunan manusia, dan tidak ada pembangunan manusia tanpa hadirnya guru.
Dalam Al-Qur’an, Allah mengangkat derajat orang-orang berilmu “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Ayat ini menegaskan bahwa ilmu adalah pilar kemuliaan, dan guru adalah pengantar ilmu itu. Maka, mendukung kesejahteraan guru sejatinya adalah bentuk investasi agar ilmu tetap terwariskan dari generasi ke generasi.
Guru sering diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan. Mereka menyalakan cahaya pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan, meskipun terkadang harus mengorbankan kenyamanan diri. Seorang guru bisa saja mengajar di pelosok desa dengan akses terbatas, namun semangatnya tak pernah padam. Mereka tahu, di sanalah letak ladang perjuangan yang hakiki.
Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi, bahkan semut di dalam lubangnya dan ikan di lautan, benar-benar mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini memberi penguatan bahwa setiap langkah guru dalam mengajarkan kebaikan adalah ibadah yang berbuah doa dan keberkahan.
Menghargai guru bukan hanya dengan kata-kata manis. Perlu ada dukungan nyata yang bisa dirasakan langsung. Pertama, pemerintah harus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan guru, terutama mereka yang masih berstatus honorer. Kedua, masyarakat perlu memberikan penghormatan yang tulus, misalnya dengan membangun budaya menghargai ilmu dan tidak meremehkan profesi guru.
Selain itu, para orang tua juga harus bersinergi dengan guru dalam mendidik anak-anak. Pendidikan adalah kerja kolektif. Guru di sekolah tidak akan berhasil tanpa dukungan rumah, dan orang tua pun akan kesulitan tanpa bimbingan guru.
Pada akhirnya, perjuangan guru adalah perjuangan kita semua. Ketika seorang guru dengan sabar membimbing muridnya membaca, menulis, atau berhitung, sesungguhnya ia sedang menyiapkan masa depan bangsa. Saat guru menanamkan nilai disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab, mereka sedang membangun fondasi peradaban.
Oleh karena itu, marilah kita bersepakat untuk tidak lagi memandang guru sekadar profesi, melainkan sebuah pengabdian mulia. Guru adalah sosok yang menjaga nyala api harapan bangsa.
Guru bukanlah beban negara. Guru adalah garda terdepan pembangun bangsa. Mereka adalah pelita yang tak pernah padam, menyalakan semangat di tengah gelapnya tantangan zaman. Menghormati dan mendukung guru berarti kita sedang menjaga masa depan bangsa.
Maka, mari kita doakan dan dukung para guru, dengan kesungguhan hati dan langkah nyata. Karena perjuangan mereka sejatinya adalah perjuangan kita semua.
Reporter Fathurrahim Syuhadi