LAMONGAN lintasjatimnews – Dalam dunia pendidikan, HUT RI adalah saat yang tepat untuk menanamkan rasa syukur, nasionalisme, dan semangat perjuangan kepada peserta didik.
Para guru dan pendidik harus menjadikan momentum ini sebagai sarana mengajarkan makna perjuangan para pahlawan, sekaligus memotivasi generasi muda agar siap melanjutkan estafet perjuangan.
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) bukan hanya perayaan simbolik dengan upacara bendera, lomba, dan gegap gempita pesta rakyat. Lebih dari itu, momentum ini harus dimaknai sebagai refleksi mendalam tentang perjuangan.
Allah Swt berfirman “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu kufur (nikmat), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Ayat ini mengajarkan bahwa kemerdekaan harus disyukuri, bukan sekadar dengan ucapan, melainkan dengan tindakan nyata. Mensyukuri kemerdekaan berarti berkomitmen menjaga persatuan, menegakkan keadilan, dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang menyejahterakan seluruh rakyat.
Rasulullah Saw bersabda “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa mengisi kemerdekaan bukan sekadar meraih kebebasan, melainkan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Kemerdekaan harus melahirkan manusia-manusia yang bekerja, berkarya, dan berjuang demi kesejahteraan bangsa.
Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk manusia merdeka, yaitu manusia yang mampu mengatur dirinya sendiri, bertanggung jawab, dan berguna bagi masyarakat.
Menurutnya, “Kemerdekaan hendaknya digunakan untuk menuntun tumbuhnya jiwa merdeka, bukan hanya bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga bebas dari kebodohan dan kemiskinan.” Pesan ini relevan dalam konteks HUT RI: merdeka bukan hanya soal politik, tetapi juga soal kualitas manusia Indonesia.
Buya Hamka juga pernah mengingatkan bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika bangsa ini mampu menegakkan akhlak mulia. Tanpa akhlak, kemerdekaan hanya menjadi kebebasan liar yang bisa merusak bangsa.
Maka, memperingati HUT RI harus menjadi momentum menanamkan nilai moral, spiritual, dan kebangsaan pada generasi muda.
Ki Bagus Hadikusumo, tokoh Muhammadiyah sekaligus anggota BPUPKI, menekankan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari nilai religius dan spiritualitas.
Menurutnya, bangsa merdeka adalah bangsa yang menempatkan ketuhanan sebagai dasar dalam mengatur kehidupan berbangsa. Inilah yang kemudian melahirkan sila pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa.”
HUT RI adalah momentum mengingat masa lalu, bersyukur atas hari ini, dan berkomitmen menyiapkan masa depan yang lebih baik.
Dengan semangat iman, ilmu, dan amal, kita jadikan kemerdekaan sebagai jalan menuju Indonesia yang lebih maju, adil, dan bermartabat.
Pengorbanan, dan tanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan dengan karya nyata oleh para pendidik. Kemerdekaan adalah anugerah Allah Swt. yang harus dijaga dan diisi dengan amal saleh.
Oleh karena itu, memaknai HUT RI tidak boleh berhenti pada seremoni. Ia harus diwujudkan dalam sikap syukur, kerja keras, dan pengabdian nyata. Semangat kemerdekaan harus mendorong setiap anak bangsa untuk berperan sesuai bidangnya.
Reporter Fathurrahim Syuhadi