Pahlawan Dulu dan Sekarang

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Setiap peringatan Hari Kemerdekaan, kita kembali diingatkan pada jasa para pahlawan bangsa. Mereka adalah sosok yang berjuang dengan darah, air mata, bahkan nyawa demi tegaknya Indonesia merdeka.

Tanpa pengorbanan mereka, tentu kita tidak bisa menikmati kehidupan yang bebas dari penjajahan hari ini. Namun, pertanyaan penting yang perlu kita renungkan adalah: siapakah pahlawan hari ini? Apakah hanya mereka yang berperang di masa lalu?

Maka, dalam HUT RI ke-80 ini, semangat kepahlawanan harus terus kita hidupkan. Pahlawan dulu telah memberikan kemerdekaan, kini tugas kita adalah memastikan rakyat sejahtera dan bangsa Indonesia maju.

Kepahlawanan bukan lagi soal angkat senjata, melainkan keberanian melawan korupsi, melawan ketidakadilan, dan menegakkan kejujuran serta integritas.

Generasi muda perlu menyadari bahwa mereka bukan hanya penikmat kemerdekaan, tetapi juga penerus perjuangan. Dengan ilmu, kreativitas, dan semangat gotong royong, mereka bisa menjadi pahlawan era baru.

Presiden Soekarno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” Menghargai jasa pahlawan bukan sekadar menaruh bunga di makam, tetapi juga melanjutkan cita-cita mereka.

Jika dulu musuh bangsa ini adalah penjajahan fisik, maka hari ini musuh kita adalah kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, serta dekadensi moral.

Al-Qur’an mengingatkan: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah: 154).

Ayat ini menegaskan bahwa semangat perjuangan tidak boleh mati. Jiwa kepahlawanan tetap harus hidup dalam diri setiap generasi.

Rasulullah Saw juga bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad). Dari hadis ini, jelas bahwa pahlawan masa kini adalah mereka yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Guru yang mendidik anak bangsa dengan ikhlas, tenaga medis yang merawat pasien dengan sepenuh hati, petani yang menjaga ketahanan pangan, relawan yang menolong di saat bencana, hingga pemuda yang kreatif membangun inovasi—semua adalah pahlawan.

KH. Hasyim Asy’ari pernah mengingatkan dalam Resolusi Jihad 1945 bahwa mempertahankan kemerdekaan adalah kewajiban agama. Hari ini, mempertahankan kemerdekaan berarti menjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

Sementara Buya Syafii Maarif sering menegaskan bahwa pahlawan sejati adalah mereka yang tulus berkorban tanpa pamrih demi kemanusiaan.

Hari ini, mari kita tegakkan semboyan: “Pahlawan dulu menegakkan kemerdekaan, pahlawan sekarang menegakkan peradaban.” Dengan begitu, bangsa Indonesia akan tetap berdiri kokoh, berdaulat, sejahtera, dan maju

Reporter Fathurrahim Syuhadi