Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-80 Kemerdekaan Sejati adalah Pendidikan yang Memerdekakan

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Delapan puluh tahun sudah bangsa Indonesia merdeka. Proklamasi 17 Agustus 1945 bukan sekadar momentum politik, melainkan titik awal perjalanan bangsa untuk berdiri tegak di atas kaki sendiri.

Kemerdekaan sejati bukan hanya terbebas dari penjajahan fisik, tetapi keberanian untuk mengelola masa depan bangsa dengan ilmu, iman, dan pendidikan yang memerdekakan.

Al-Qur’an mengingatkan “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11).

Ayat ini menegaskan bahwa ilmu dan iman adalah fondasi utama sebuah bangsa yang ingin bermartabat. Tanpa ilmu, kemerdekaan akan rapuh, karena bangsa akan mudah dikuasai melalui kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan.

Rasulullah Saw juga menegaskan pentingnya ilmu dalam sabdanya “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Hadis ini mengajarkan bahwa pendidikan adalah jalan mulia, bukan hanya untuk kehidupan dunia, tetapi juga untuk keselamatan akhirat. Maka, membangun bangsa melalui pendidikan adalah bagian dari ibadah kolektif kita sebagai umat.

Tokoh pergerakan nasional Tan Malaka pernah berkata, “Kemerdekaan hanyalah dapat dicapai dengan pendidikan yang memberi keberanian, kemandirian, dan kekuatan bagi rakyatnya.”

Pesan ini relevan hingga kini. Kemerdekaan tanpa pendidikan akan melahirkan ketergantungan. Bangsa yang cerdas dan mandiri hanya dapat diwujudkan bila rakyatnya memiliki keberanian berpikir kritis, berjiwa adil, dan berakhlak mulia.

Ulama Nusantara juga menekankan hal serupa. KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, berulang kali menegaskan bahwa pendidikan harus mencetak manusia yang beriman, berilmu, dan beramal.

Beliau berkata, “Jangan mendidik anak-anak hanya agar menjadi pintar, tetapi didiklah mereka agar memiliki akhlak dan jiwa yang merdeka.”

Pesan ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi pembentukan karakter bangsa.

Dalam usia 80 tahun kemerdekaan ini, kita diajak merenung: apakah bangsa kita sudah benar-benar merdeka dalam arti sesungguhnya ?

Apakah generasi muda kita sudah memiliki keberanian untuk mandiri? Apakah sistem pendidikan kita sudah membebaskan dari kebodohan, atau justru membelenggu dengan pola pikir sempit ?

Kemerdekaan sejati menuntut kita mengisi ruang-ruang bangsa dengan ilmu yang mencerahkan, pendidikan yang membebaskan, dan keberanian moral untuk menegakkan keadilan.

Sebagaimana pesan KH. Hasyim Asy’ari, “Cinta tanah air adalah bagian dari iman.” Mencintai tanah air bukan hanya dengan upacara dan perayaan, melainkan dengan kerja nyata membangun bangsa.

Mari kita rayakan Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-80 dengan tekad bersama : menjadikan Indonesia bangsa yang cerdas, adil, dan berdaulat. Setiap kelas adalah medan perjuangan, setiap guru adalah pejuang, dan setiap anak yang belajar adalah calon pahlawan peradaban.

Merdeka bukanlah akhir perjuangan, melainkan awal dari tanggung jawab besar. Merdeka untuk berilmu, merdeka untuk berakhlak, dan merdeka untuk membangun negeri tercinta.

Reporter Fathurrahim Syuhadi