LAMONGAN lintasjatimnews – Malam itu, halaman Masjid Al Ghoihab Putra Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan terasa berbeda. Lampu-lampu menyala temaram, memantulkan cahaya ke wajah-wajah santri yang duduk rapi.
Udara malam yang sejuk berpadu dengan suasana hangat kebersamaan, menandai penutupan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) PR IPM Al Mizan Putra, Jumat (15/8/2025).
Tema “Meneruskan Perjuangan Lewat Aksi Nyata, Santri Hebat Indonesia Kuat” tampak terpatri di hati setiap santri. Selama sepekan, mereka mengikuti berbagai lomba yang memacu semangat sekaligus mengasah kebersamaan.
Mudir PA dan PP Al Mizan Muhammadiyah Lamongan, Mujianto MPdI, hadir bersama Wakil Mudir Anggun Imanto MPd, Kepala Kesantrian Putra Husnul Aqib SPd, dan jajaran dewan ustadz.
Kemerdekaan Bukan Hadiah
Dalam sambutannya, Husnul Aqib mengajak santri merenungi makna kemerdekaan. Ia membedakan perjuangan bangsa Indonesia dengan beberapa negara lain.
“Singapura, Kanada, mereka merdeka tanpa perlawanan. Kita? Kemerdekaan ini dibayar dengan darah dan nyawa. Tidak ada kata hadiah untuk kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.
Ia lalu mengingatkan tentang Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang digagas KH Hasyim Asy’ari. Seruan itu memicu perlawanan heroik 10 November di Surabaya.
“Santri sejak dulu adalah benteng NKRI. Musuh kita sekarang bukan lagi penjajah asing, tapi kebodohan, kemalasan, dan ketidakjujuran dalam diri sendiri,” ujarnya.
Spirit dari Lomba
Suasana malam itu juga diwarnai senyum para santri, sebagian masih membicarakan lomba tarik tambang, balap sarung, dan berbagai perlombaan yang memeriahkan PHBN. Husnul menegaskan, lomba bukan sekadar hiburan.
“Dari lomba, kita belajar sportifitas, kerjasama, dan kejujuran. Kejujuran itu mahal. Indonesia banyak orang pintar, tapi tidak banyak yang jujur. Tanpa kejujuran, jangan harap Indonesia Emas bisa terwujud,” pesannya.
Apresiasi dan Harapan
Husnul Aqib memberikan apresiasi kepada panitia yang bekerja penuh waktu, bahkan hingga larut malam, demi suksesnya acara. Ia juga memberi selamat kepada para juara lomba dan mendorong yang belum menang untuk mencoba lagi.
“Pengalaman di sini adalah bekal hidup. Gunakan ilmu dan keterampilan yang kalian dapatkan di Al Mizan saat nanti terjun ke masyarakat,” tuturnya.
Acara ditutup dengan hamdalah bersama, diiringi wajah-wajah santri yang bercahaya di bawah lampu. Malam itu, semangat perjuangan dan pesan kejujuran terasa hidup, membekas di hati setiap santri Al Mizan.
Reporter: alfain JR