Bendera Merah Putih: Simbol Persatuan di Bulan Kemerdekaan

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Setiap bulan Agustus, pemandangan jalan-jalan di kota dan desa berubah menjadi lautan merah putih. Bendera Merah Putih berkibar di depan rumah, sekolah, kantor, bahkan di pelosok kampung.

Fenomena ini bukan sekadar hiasan tahunan, tetapi simbol persatuan dan semangat kebangsaan yang diwariskan para pejuang kemerdekaan.

Bendera Merah Putih bukanlah kain biasa. Di dalamnya tersimpan sejarah perjuangan panjang, darah para pahlawan, dan doa seluruh rakyat. Warna merah melambangkan keberanian, sedangkan putih melambangkan kesucian niat dan hati.

Bersatunya merah dan putih adalah gambaran tekad bangsa yang rela berkorban demi kemerdekaan yang diridai Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran: 103)

Ayat ini menegaskan pentingnya persatuan. Merah Putih yang berkibar di seluruh penjuru negeri adalah tanda bahwa meski berbeda suku, bahasa, dan budaya, kita tetap satu bangsa, satu tanah air, dan satu tujuan.

Rasulullah Saw bersabda “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, yang bagian-bagiannya saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu pula bangsa Indonesia, persatuan dan gotong royong menjadi kekuatan untuk menjaga kemerdekaan.

Bung Karno pernah berkata, “Bendera kita, bendera Merah Putih, akan tetap berkibar selama kita memiliki keberanian dan semangat persatuan.”

Pesan ini mengingatkan kita bahwa berkibarnya bendera adalah tanda bahwa bangsa ini masih teguh menjaga kemerdekaannya.

Namun, mengibarkan bendera bukan hanya soal simbol. Ia harus diiringi dengan kesadaran untuk mengisi kemerdekaan. Jangan sampai Merah Putih hanya berkibar di tiang, tetapi mati dalam hati.

Semangat keberanian dan kesucian yang diwakilinya harus terwujud dalam perilaku: bekerja keras, menegakkan keadilan, dan menjaga persaudaraan.

Fenomena bendera yang berjejer di bulan Agustus juga mengajarkan kebersamaan. Warga bergotong royong memasang umbul-umbul, menghias gapura, dan membersihkan lingkungan. Inilah wujud dari sila ketiga Pancasila: Persatuan Indonesia.

Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari tanggung jawab yang besar. Mengibarkan bendera berarti berjanji untuk menjaga keutuhan NKRI dari ancaman perpecahan, kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan.

Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah amanah. Seperti pesan H. Agus Salim, “Hidupkanlah perjuangan, jangan mencari hidup dari perjuangan.” Mengibarkan bendera dengan hati yang tulus adalah bentuk cinta tanah air, bagian dari iman yang nyata.

Maka, ketika kita melihat Bendera Merah Putih berjejer di sepanjang jalan, biarlah itu menjadi pengingat bahwa kita adalah satu keluarga besar bernama Indonesia. Biarlah setiap kibaran mengajarkan kita arti pengorbanan, keberanian, dan kesucian niat.

Dirgahayu Republik Indonesia. Merdeka!

Reporter Fathurrahim Syuhadi