Polres Magetan dan Forkopimda Magetan “Ngopi Bareng” Bersama Petani Kopi di Lereng Lawu

Listen to this article

MAGETAN lintasjatimnews — Suasana hangat dan penuh semangat kebangsaan menyelimuti Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, saat Forkopimda Magetan menggelar acara “Ngopi Bareng” bersama para petani kopi, Senin (4/8).

Tidak sekadar menikmati seduhan kopi lokal, kegiatan ini menjadi ajang tukar pikiran inspiratif untuk menggali potensi besar kopi Panekan.

Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa, mengatakan kegiatan ini sekaligus menggelorakan semangat kemerdekaan menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

“Kebersamaan dalam acara ini menjadi simbol kuat sinergi lintas sektor antara pemerintah dan masyarakat dalam mendorong kemajuan daerah,” ujar AKBP Erik.

Acara ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda Magetan, Forkopimca Panekan, para lurah, serta kepala desa se-Kecamatan Panekan.

Momentum diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh seluruh peserta, mencerminkan semangat nasionalisme yang tumbuh dari desa-desa produktif di lereng Gunung Lawu.

Dalam suasana yang santai namun sarat makna, diskusi mengalir membahas berbagai jenis kopi khas Panekan seperti robusta, arabika, hingga kopi unik seperti kopi nangka (excelsa) dan liberika.

Ditanam di dataran tinggi berhawa sejuk, kopi-kopi ini memiliki cita rasa khas yang menjanjikan nilai ekonomi tinggi sekaligus daya tarik wisata bagi daerah.

Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa, dalam sambutannya juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai penopang utama pertanian kopi di wilayah pegunungan.

Ia menyampaikan harapannya agar potensi kopi di Ngiliran tidak berhenti pada tahap hilirisasi, tetapi terus dikembangkan menjadi destinasi wisata kopi berskala nasional.

“Pesan saya, jaga hutan dari kebakaran. Kalau alam rusak, kopi tidak akan bertahan,” ujar AKBP Erik.

Ia berharap jika hilirisasinya sudah bagus, potensi kopi di Ngiliran bisa dikembangkan lagi menjadi destinasi wisata kopi yang lebih besar.

“Agar dunia luar tahu, kopi di Magetan ini nikmat dan layak dibanggakan,” ungkap AKBP Erik.

Hal senada, Ketua DPRD Magetan, Kang Ratno turut memberikan pandangan mengenai pentingnya pemberdayaan wilayah penghasil kopi potensial.

Ia menyebut desa-desa seperti Ngiliran dan Sidomulyo harus terus didorong untuk menjadi sentra ekonomi baru yang mampu mengurangi tekanan lalu lintas di wilayah selatan Magetan sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

“Kita perlu dorong titik-titik potensial seperti Ngiliran dan Sidomulyo.Pangsa pasarnya sudah luas, bahkan tembus ke Jakarta, Bandung, hingga Surabaya,” jelasnya.

Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, menurutnya juga bisa jadi solusi untuk mengurai kemacetan wilayah selatan Magetan.

Acara “Ngopi Bareng” ini bukan sekadar seremoni seremonial belaka, tetapi menjadi momentum strategis dalam mengangkat potensi daerah dan memperkuat jati diri bangsa melalui produk lokal.

Kehadiran petani kopi sebagai tokoh utama dalam forum ini menegaskan bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus berangkat dari desa, dari akar rumput yang kuat.

Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi yang dibangun, Forkopimda Magetan menunjukkan bahwa makna kemerdekaan tidak hanya diperingati setiap tahun, tapi diwujudkan melalui langkah nyata membangun masa depan yang lebih cerah.

Satu cangkir kopi dari lereng Lawu, menjadi satu langkah menuju kemandirian ekonomi dan kejayaan daerah.

Reporter: ahmadh