Jadilah yang Terbaik di Hadapan Allah Swt

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Dalam hidup ini, sering kali kita sibuk dengan bagaimana orang lain memandang kita. Kita berusaha tampil baik, menjaga citra, bahkan terkadang mengorbankan prinsip hanya demi sebuah penilaian dari manusia.

Padahal, sesungguhnya yang paling penting bukanlah bagaimana manusia melihat kita, melainkan bagaimana Allah menilai kita.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Tak perlu menjelaskan tentang dirimu pada siapapun, karena yang menyukaimu tidak akan membutuhkannya, dan yang membencimu tidak akan mempercayainya.”

Sebuah nasihat bijak yang mengingatkan kita bahwa pengakuan manusia adalah perkara fana dan semu, sedang pengakuan Allah-lah yang sejatinya abadi dan hakiki.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menjadi penegas bahwa standar kemuliaan di hadapan Allah bukanlah harta, kedudukan, atau rupa, melainkan ketakwaan. Ketakwaan adalah ketaatan total pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, meski tidak terlihat oleh mata manusia.

Kadang seseorang terlihat sangat mengesankan di mata manusia hartanya berlimpah, tutur katanya indah, wajahnya rupawan, dan ilmunya tinggi.

Namun siapa yang tahu isi hatinya ? Siapa yang bisa menjamin ia bersujud dengan khusyuk saat sepi, atau berbakti dengan sepenuh hati pada kedua orang tuanya?

Sebaliknya, bisa jadi seseorang dipandang rendah karena penampilannya sederhana, atau karena ia hidup dalam keterbatasan.

Tapi jangan salah, mungkin justru dialah yang menangis dalam sujud malamnya, menahan lapar demi membantu orang lain, dan menutup rapat aib saudaranya demi menjaga kehormatan.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan tidak pula kepada harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian. (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa pandangan Allah tertuju pada sesuatu yang tak bisa disentuh oleh penilaian manusia: hati dan amal perbuatan kita. Maka jangan sibuk merapikan topeng di hadapan manusia, tapi rawatlah wajah hati di hadapan Allah.

Motivasi hidup yang seharusnya kita genggam adalah “Cukuplah Allah yang tahu siapa sesungguhnya dirimu. Tak perlu risaukan penilaian sesaat dari manusia yang tak mengerti.”

Jadilah pribadi yang berusaha tampil terbaik di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia. Saat engkau dihina, jangan terburu-buru membela diri. Saat engkau dicaci, jangan buru-buru membalas. Mungkin itu adalah cara Allah mengangkat derajatmu.

Pepatah mengatakan, “Semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerpa.” Demikian pula orang-orang yang berjalan lurus di jalan Allah.

Mereka akan diuji, mungkin dicela, mungkin difitnah. Namun jangan khawatir, karena Allah Maha Mengetahui segalanya.

“Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Ali ‘Imran: 139)

Maka tetaplah istiqamah. Tidak perlu menjadi baik di mata semua orang, karena yang terpenting adalah menjadi baik di mata Allah. Jangan ukur kemuliaan dengan komentar manusia, tapi ukur dengan ridha Allah.

Karena di hadapan manusia kita bisa pura-pura, tapi di hadapan Allah, tak ada yang bisa kita sembunyikan.

Reporter Fathurrahim Syuhadi