Jemput dan Sambutlah Hidayah-Nya

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Sesuatu yang tidak dijaga, lambat laun akan terlepas dari genggaman. Begitu pula dengan hidayah Allah. Ia adalah anugerah tertinggi yang diberikan kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.

Namun, tidak semua orang mendapat kesempatan untuk merasakannya. Maka, ketika hidayah itu datang menghampiri—meski hanya sekilas—jangan tunda untuk menjemput dan menyambutnya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an : Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (menerima) Islam.” (QS. Al-An’am: 125)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa hidayah adalah urusan Allah. Tidak bisa dipaksakan, tidak bisa direkayasa. Namun, kita bisa menyiapkan diri, menjemputnya dengan hati yang bersih, dan menyambutnya dengan amal yang nyata.

Ada saat-saat dalam hidup ketika kita merasa tersentuh oleh sesuatu—mungkin oleh kematian seseorang, nasihat dari seorang teman, atau sekadar melihat keagungan alam dan hati kita tersentak, seolah ada panggilan dari langit. Itulah momen-momen hidayah yang tidak boleh disia-siakan.

Sayangnya, banyak dari kita yang acuh. Kita memilih kembali pada zona nyaman, pada kebiasaan lama yang penuh kelalaian. Padahal itu berarti kita telah menolak cahaya yang Allah kirimkan untuk menerangi jalan kita.

Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari Allah Yang Maha Pengasih, Dia membolak-balikkan hati itu sebagaimana yang Dia kehendaki (HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan bahwa hati manusia sangatlah rapuh. Jika hari ini hati kita tersentuh dan tergugah, jangan sia-siakan.

Segeralah bergerak. Jemput dan sambut hidayah-Nya dengan taubat, dengan shalat yang khusyuk, dengan memperbaiki akhlak dan menuntut ilmu.

Seseorang yang dengan tulus berusaha memperbaiki diri karena Allah, sejatinya sedang dalam pelukan hidayah-Nya. Ia memilih meninggalkan masa-masa jahil, memulai perjalanan baru di jalan cinta-Nya. Itu bukan hal kecil. Itu adalah langkah awal menuju surga.

Kita tidak tahu apakah hidayah itu akan datang dua kali. Jangan tunggu esok, karena hidayah tidak menunggu kesiapanmu.

Ingat, Hidayah bukan untuk ditunggu, tapi untuk dijemput dengan kesungguhan. Ketika Allah mengetuk pintu hatimu dengan hidayah, jangan biarkan engkau terlambat membukanya.

Mari kita jaga dan rawat hidayah yang telah Allah beri. Bangun hubungan yang kuat dengan-Nya lewat dzikir, doa, dan amal saleh. Hidayah bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang menuju ridha-Nya.

Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang senantiasa menjemput dan menyambut hidayah-Nya dengan penuh syukur dan istiqamah. Aamiin.

Penulis Fathurrahim Syuhadi