LAMONGAN lintasjatimnes – Bangsa yang kuat lahir dari keluarga yang kuat. Dan keluarga yang kuat dibangun dari cinta, iman, dan keteladanan
Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Di sinilah karakter, akhlak, dan nilai-nilai kehidupan ditanamkan. Dalam Islam, Rasulullah Muhammad Saw adalah teladan utama dalam mendidik keluarga.
Beliau tidak hanya pemimpin umat, tapi juga suami dan ayah yang penuh kasih sayang, tanggung jawab, dan bijaksana. Meneladani Rasulullah dalam membina keluarga adalah kunci penting dalam membangun generasi saleh.
Allah Swt berfirman “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (QS. Al-Ahzab : 21)
Ayat ini menjadi penegas bahwa cara hidup dan cara mendidik Nabi Muhammad SAW patut dijadikan pedoman. Rasulullah SAW dikenal sangat memperhatikan keluarganya.
Ia terlibat langsung dalam pengasuhan anak-anak, membimbing mereka dengan cinta, bukan dengan kekerasan.
Bahkan, beliau kerap mencium cucunya, Hasan dan Husain, dan bersabda, “Barang siapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam rumah tangganya, Rasulullah tidak pernah membiarkan urusan pendidikan anak hanya menjadi beban istri. Beliau aktif menanamkan tauhid, membiasakan salat, menumbuhkan rasa cinta kepada Al-Qur’an, dan mengajarkan adab dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu nasihat penting beliau adalah “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk salat ketika mereka berumur tujuh tahun (HR. Abu Dawud)
Dari teladan Nabi ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa pendidikan keluarga dimulai sejak dini dan bersifat berkelanjutan.
Keberhasilan membentuk generasi saleh sangat bergantung pada keseriusan orang tua dalam membina iman, akhlak, dan kecintaan anak-anak kepada kebaikan. Tak hanya memberi teladan dalam sikap, Nabi Saw juga mengajarkan doa-doa khusus untuk memohon kebaikan bagi keluarga.
Salah satu doa yang beliau contohkan adalah “Ya Allah, berilah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyejukkan mata, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al-Furqan: 74)
Doa ini mencerminkan harapan Nabi agar setiap rumah tangga muslim menjadi ladang kebaikan dan pusat lahirnya generasi bertakwa. Oleh karena itu, keluarga bukan sekadar tempat tinggal, melainkan tempat ibadah dan pembinaan karakter yang sejati.
Kita hidup di zaman yang penuh tantangan, tetapi teladan Rasulullah tetap relevan. Mulailah dengan hal kecil saling menyapa dengan kasih, meluangkan waktu bersama anak. Membaca Al-Qur’an bersama, dan membangun komunikasi yang sehat dalam keluarga.
Meneladani Nabi dalam mendidik keluarga bukan hanya amal ibadah, tetapi juga kontribusi besar dalam membangun peradaban. Mari kita jaga keluarga kita dengan nilai-nilai Islam, agar dari rahim rumah tangga lahir generasi yang saleh, cerdas, dan menginspirasi dunia.
Reporter: Fathurrahim Syuhadi








