SIDOARJO lintasjatimnews – Semangat rehabilitasi dan kebersamaan membara dalam kegiatan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan yang memasuki hari kedua pada Selasa (22/7). Salah satu puncak acaranya adalah karnaval kreatif yang menyuguhkan berbagai karya inovatif hasil pembinaan warga binaan dari seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemasyarakatan se-Jawa Timur.
Karnaval ini menjadi ajang bagi para warga binaan untuk menunjukkan keterampilan dan kreativitas yang telah mereka asah, sekaligus memperlihatkan keberhasilan proses pembinaan yang dijalani.
Warga binaan Rutan Perempuan Surabaya tampil memukau dengan berbagai produk berbahan batik shibori. Mulai dari kain, tas, hingga sandal—semuanya menampilkan sentuhan seni yang khas dan penuh warna. Tak hanya karya kriya, kemampuan kuliner mereka juga turut mencuri perhatian lewat sajian unik seperti steak bunga telang dan daun kelor, serta minuman herbal dari telang dan rosela.
Sementara itu, UPT lainnya juga unjuk gigi dengan menampilkan kerajinan tangan, makanan olahan, dan berbagai produk seni yang mencerminkan semangat kemandirian serta potensi besar yang dimiliki warga binaan.
Karnaval ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi menjadi simbol nyata keberhasilan pembinaan yang mengarah pada pemulihan martabat, pengembangan potensi, dan kesiapan reintegrasi sosial para warga binaan.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan sesi sharing kewirausahaan kreatif. Dalam sesi ini, para peserta belajar tentang pemanfaatan barang bekas menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, membuka wawasan baru untuk melihat peluang usaha dari hal-hal sederhana di sekitar mereka.
Sebagai penutup, malam haru pun tercipta saat nyala api unggun menyala di tengah perkemahan. Kobaran api menjadi simbol semangat, harapan, dan persaudaraan yang terjalin selama kegiatan berlangsung. Setiap percikannya seperti mencerminkan tekad baru yang tumbuh dalam diri para warga binaan—tekad untuk berubah, berkarya, dan melangkah menuju kehidupan yang lebih baik.
Kepala Rutan Perempuan Surabaya, Yuyun Nurliana, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam mewujudkan rehabilitasi yang humanis. “Pembinaan tidak hanya fokus pada aspek hukum, tetapi juga menyentuh pengembangan potensi diri. Lewat kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian pada warga binaan. Harapannya, saat kembali ke masyarakat nanti, mereka tidak hanya bebas secara fisik, tetapi juga siap berkontribusi positif,” tuturnya.
Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan tahun ini sukses bukan hanya dari segi penyelenggaraan, tetapi juga dalam menyemai harapan baru—bahwa di balik jeruji, masih ada cahaya, asa, dan masa depan yang bisa diperjuangkan.
Reporter: arahman