LAMONGAN lintasjatimnews – Penguatan karakter siswa merupakan inti dari pendidikan sejati. Di tengah derasnya arus informasi dan tantangan zaman yang terus berubah, karakter menjadi fondasi utama dalam membentuk generasi yang tangguh, berintegritas, dan berdaya saing tinggi.
Pendidikan karakter bukan sekadar teori, tetapi harus dihidupkan dalam keseharian di sekolah dan rumah. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga teladan; sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang pembiasaan nilai-nilai kehidupan.
Nilai nilai seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, hormat kepada orang tua dan guru. Peduli terhadap sesama, harus menjadi bagian dari kultur sekolah dan perilaku harian siswa.
Di tengah kemajuan zaman yang serba cepat dan tantangan global yang semakin kompleks, penguatan karakter siswa menjadi kebutuhan mendesak dalam dunia pendidikan.
Sekolah tidak lagi cukup hanya mencetak generasi yang cerdas secara akademik, tetapi juga harus membentuk insan berkarakter kuat: jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, dan memiliki integritas tinggi.
Pendidikan karakter adalah fondasi yang tak tergantikan. Tanpa karakter, ilmu bisa disalahgunakan. Tanpa akhlak, kecerdasan bisa menjadi bumerang. Oleh karena itu, sekolah dan madrasah harus menjadikan penguatan karakter sebagai jantung dari seluruh proses pendidikan.
Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6)
Ayat ini menunjukkan pentingnya tanggung jawab mendidik, termasuk membentuk karakter anak sejak dini agar terhindar dari kerusakan moral dan penyimpangan perilaku.
Dalam ayat lain, Allah Swt juga menegaskan : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Perubahan besar dalam masyarakat dimulai dari perubahan individu, dan karakter siswa menjadi titik awal perubahan bangsa.
Rasulullah SAW sendiri menjadikan akhlak sebagai inti dakwahnya. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”(HR. Ahmad)
Dalam hadis lain, Rasulullah menyatakan :
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
Untuk itu, sekolah harus menjadi ekosistem pembentukan karakter. Melalui pembiasaan sehari-hari seperti salam, senyum, sapa, literasi pagi, doa bersama, kegiatan ibadah, kerja kelompok, hingga kedisiplinan waktu, siswa dilatih hidup dalam nilai-nilai mulia.
Guru pun harus tampil sebagai teladan nyata dalam ucapan dan tindakan dalam kehidupan sehari hari di sekolah. Guru adalah digugu dan ditiru
Penguatan karakter tidak bisa instan. Ia membutuhkan keteladanan, konsistensi, dan kolaborasi antara sekolah, orang tua, serta masyarakat.
Bila karakter telah terbentuk kuat, siswa akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia, siap menghadapi tantangan, dan memberi manfaat bagi sesama.
Reporter Fathurrahim Syuhadi