SURABAYA Lintasjatimnews.com – Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya BBK 6 dan Puskesmas Genting Kalianak gencarkan edukasi TBC lewat program “SEHATI” bersama Dr. dr. Rebekah Juniati Setiabudi, M.Si., Sp.MK., Rabu, 16/7/2025.
Bertempat di balai kelurahan, mahasiswa Universitas Airlangga yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) 6 tahun 2025 menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “SEHATI” atau Semangat Hadapi TBC.
Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap isu kesehatan masyarakat, khususnya dalam menghadapi dan menanggulangi penyakit Tuberkulosis (TBC) yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa menghadirkan narasumber utama yaitu Dr. dr. Rebekah Juniati Setiabudi, M.Si., Sp.MK, seorang Dosen Universitas Airlangga dan Spesialis Mikrobiologi Klinik yang memiliki pengalaman luas dalam bidang edukasi dan penanganan penyakit menular.
Kegiatan ini juga didukung sepenuhnya oleh pihak Puskesmas Genting Kalianak dengan turut hadir untuk memberikan penguatan informasi kepada warga.
Dr. Rebekah menjelaskan secara rinci mengenai apa itu TBC, bagaimana cara penularannya, serta gejala-gejala yang perlu diwaspadai seperti batuk terus-menerus lebih dari dua minggu, demam ringan berkepanjangan, keringat malam tanpa sebab, hingga penurunan berat badan secara drastis.
Ia juga memaparkan tentang faktor penyebab yang memperbesar resiko penularan TBC, seperti lingkungan yang padat dan kurangnya ventilasi, kurangnya kesadaran akan etika batuk, serta lemahnya sistem imun tubuh.
Selain membahas gejala dan penyebab, Ia juga menekankan pentingnya pengobatan tuntas bagi penderita TBC. Dr. Rebekah mengingatkan bahwa TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan disiplin, serta tidak boleh dihentikan di tengah jalan meskipun gejala sudah mulai hilang.
Sebelum mengakhiri penjelasannya Dr. Rebekah kembali mengingatkan, “ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan bisa menyebabkan TBC menjadi kebal obat dan lebih sulit untuk diatasi,” pungkasnya.
Untuk mengukur sejauh mana pemahaman warga terhadap materi yang disampaikan, panitia juga menyelenggarakan “pre-test” dan “post-test” sederhana seputar pengetahuan tentang TBC.
Pre-test dilakukan sebelum penyampaian materi untuk mengetahui pemahaman awal warga, sedangkan post-test dilakukan setelah sesi edukasi selesai guna mengevaluasi peningkatan pengetahuan peserta.
Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan, menandakan bahwa penyampaian materi berjalan efektif dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Dalam suasana yang santai namun penuh perhatian, para peserta tampak antusias mengikuti materi yang disampaikan. Banyak warga yang aktif bertanya tentang kekhawatiran mereka seputar penularan TBC, terutama dalam konteks lingkungan rumah dan tempat kerja.
Beberapa peserta juga menyampaikan pengalaman pribadi mereka dalam menghadapi penyakit ini, yang menambah nilai kebersamaan dan saling dukung di antara warga.
Melalui kegiatan “SEHATI”, mahasiswa berharap warga Genting Kalianak dapat lebih waspada terhadap penyakit TBC dan tidak merasa malu atau takut untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Penyakit TBC bukanlah aib, melainkan tantangan kesehatan yang bisa diatasi bersama dengan pengetahuan, tindakan nyata, dan semangat untuk hidup sehat.
Kegiatan edukasi ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan dapat berperan langsung dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
Harapannya, kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak masyarakat di wilayah lain yang juga membutuhkan edukasi dan pendampingan dalam menghadapi TBC.
Reporter: Winarto