LAMONGAN lintasjatimnews – Guru adalah sosok yang senyap namun sangat menentukan arah dan masa depan sebuah bangsa. Ia tidak selalu tampil di panggung utama sejarah, tapi jejaknya terpatri dalam jiwa setiap generasi yang ia bentuk.
Dalam dunia pendidikan, guru bukan hanya penyampai pelajaran, melainkan pembangun karakter, penanam nilai, dan penggerak perubahan. Di tengah arus zaman yang serba cepat dan kadang membingungkan, kita sangat memerlukan guru-guru yang bukan hanya pintar, tetapi juga memiliki integritas.
Di era disrupsi saat ini, anak-anak lebih cepat belajar dari gawai daripada dari buku teks. Mereka lebih tertarik pada video singkat daripada nasihat panjang. Dalam kondisi semacam ini, peran guru bukan digantikan, justru semakin penting.
Guru menjadi pelita yang membimbing, menuntun, dan menjaga agar generasi tetap berada di jalan yang terang. Guru harus hadir bukan hanya di kelas, tetapi juga di hati murid-muridnya, menjadi teladan dalam kata dan perbuatan. Ilmu hanya bisa ditanamkan oleh mereka yang mendedikasikan dirinya menjadi guru.
Tugas guru dalam gerakan pencerahan sangatlah strategis. Guru menjadi ujung tombak dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan sosial.
Guru harus menjadi agen pembaru, penggerak nilai, dan penjaga semangat Islam yang mencerahkan. Ia tidak hanya menyampaikan pelajaran, tetapi juga menanamkan cita-cita luhur: menjadi manusia yang berilmu, beriman, dan bermanfaat.
Kita tidak bisa berharap banyak pada perubahan jika para guru kehilangan semangat juangnya. Maka mari kita jaga semangat perjuangan para guru. Mari kita muliakan mereka, bukan hanya dengan upah yang layak.
Guru perlu juga mendapatkan penghargaan moral, dukungan nyata, dan kebijakan yang berpihak pada kemajuan pendidikan. Mari kita doakan mereka, karena di tangan guru, masa depan bangsa dipahat dengan sabar dan kasih sayang.
Di tengah tekanan sistem, keterbatasan fasilitas, dan kadang kurangnya penghargaan, guru tetap setia menjalankan tugasnya. Ia hadir setiap hari, mengajar dengan penuh keikhlasan, membimbing tanpa pamrih, dan berharap hanya pada keberkahan.
Guru sejati tahu bahwa buah dari perjuangannya mungkin tidak terlihat hari ini, tapi akan bersemi di masa depan.
Dalam konteks masyarakat yang terus berubah, guru harus terus belajar dan berkembang. Ia tidak boleh puas dengan pengetahuan yang lama. Ia harus menjadi pembelajar seumur hidup, sebab hanya guru yang terus belajar yang akan mampu terus mengajar.
Guru juga harus hadir dalam keluarga dan masyarakat sebagai sumber teladan, penjaga moralitas, dan penggerak nilai-nilai Islam berkemajuan.
Di tengah tantangan zaman, kita butuh guru-guru yang bukan hanya pintar, tapi juga
memiliki integritas. Kita butuh guru yang siap menjadi pelita dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Mari kita jaga semangat perjuangan guru. Mari kita muliakan mereka, dukung mereka, dan doakan mereka. Karena masa depan bangsa ini bertumpu pada guru. Dan masa depan bangsa ini juga bertumpu pada pendidikan yang ditanam melalui tangan-tangan guru yang ikhlas.
Semoga Allah memberkahi setiap guru yang sabar dalam mendidik, merahmati mereka yang mengajar dengan cinta, dan menjadikan kita semua bagian dari mata rantai cahaya Islam dan ilmu yang tak akan pernah padam.
“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. (QS. Al-Baqarah: 269)”
Guru yang mengajar dengan hikmah dan kebijaksanaan berarti telah menerima anugerah besar dari Allah. Ia bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi membimbing dengan nilai dan pemahaman yang mendalam.
Reporter Fathurrahim Syuhadi