SURABAYA lintasjatimnews – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya beberapa waktu lalu telah menggelar Diseminasi Progress Program Berdikari 2025 di Selasar Lobi Gedung Pasca Sarjana Terapan PENS. Kegiatan yang menghadirkan Ketua Periset beserta inovasi yang dihasilkan ini bertujuan sebagai sarana edukasi inovasi, sekaligus forum komunikasi antar peneliti yang memiliki kesamaan interes.
Selain dihadiri oleh beberapa perwakilan mitra dari pemerintah dan industri, pihak media dan mahasiswa serta dosen PENS terlihat menyimak penjelasan terkait inovasi yang dibuat. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.Eng., yang turut mengunjungi booth diseminasi dan menyampaikan apresiasinya kepada para peneliti.
“PENS menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia dengan berbagai inovasinya. Dan hari ini sangat senang bisa melihat berbagai capaian PENS, termasuk inovasi yang dipamerkan di sini. Dan ini termasuk salah satu bentuk dukungan kampus melalui program Kampus Berdampak. Tinggal ke depannya bisa diimplementasikan pada masyarakat luas, kemudian membawa perubahan di suatu daerah. Dan, kampus pun berperan penting, sebagai penggerak ekonomi daerah,”terang Dirjen Dikti.
Diwawancarai di lokasi berbeda kemarin (27/06), Amang Sudarsono, Wakil Direktur Bidang Kerja sama dan Teknologi PENS, yang juga sebagai Koordinator Periset PENS menyampaikan beberapa target capaian tahun pertama para peneliti. Para peneliti mengupayakan di tahun pertama ini inovasinya bisa di implementasikan di daerah Pudak, Ponorogo, kecuali motor listrik yang nantinya akan dikembangkan pada industri yang lebih luas jangkauannya.
Amang pun melanjutkan jika saat ini progress inovasi yang dikembangkan di laboratorium telah mencapai angka 60-80%. Sebagian besar telah dilakukan pengujian di laboratorium, dan masih di tahap penyempurnaan. Namun, dirinya optimis jika inovasi ini telah siap diuji cobakan di lokasi sesungguhnya.
Inovasi Smart Farming misalnya, yang diusung oleh tim D-COWs Reog, menargetkan implementasi pada 20 ekor sapi di dua lokasi kandang. Saat ini perangkat pendukung sistem peternakan cerdas ini telah siap diuji cobakan di Pudak Ponorogo. Inovasi lainnya seperti Smart PJU (Penerangan Jalan Umum) pun demikian. Dengan target implementasi PJU di 15 titik dengan 1 titik difungsikan sebagai edge gateway menuju dunia maya, perangkatnya pun telah siap uji meski saat ini masih dilakukan beberapa penyempurnaan pada sistem komunikasinya.
Smart -UHT (otomatisasi pengolahan susu dengan target sehari 500 liter), juga siap diujikan. Sementara ini sistem yang dikembangkan masih diuji per sub sistem, belum diintegrasikan keseluruhan. Sehingga membutuhkan waktu untuk pengujian terintegrasi pada mesin pengolahan susu yg bekerja otomatis secara penuh.
Teknologi elektrifikasi transportasi pada mobilisasi hasil susu, pakan dan limbah peternak sapi perah yang digarap oleh tim CREATE e-ATV juga telah menyiapkan kendaraan listrik beroda empat (ATV) yang siap uji, untuk periode di tahun pertama ini. Tim telah melakukan perancangan body dan mesin (termasuk sedang melengkapi ATV dengan bak terbuka di bagian belakang untuk memudahkan mobilisasi, red.) dan melakukan uji coba di laboratorium berulang kali untuk memastikan performa kendaraan.
Tak ketinggalan, inovasi pengolahan kotoran sapi menjadi biogas dari tim periset Warok-Green, yang telah melakukan beberapa kali uji coba di dua lokasi, yaitu laboratorium Prodi Sistem Pembangkitan Energi PENS dan digester daerah Pudak. Digester biogas besutan tim, diharapkan dapat menampung 200-375 kg kotoran sapi/ hari, dengan hasil antara 10.000- 12.000 liter biogas. Tekanan biogas yang belum konstan, menjadi pekerjaan rumah bagi tim agar dapat diimplementasikan sebagai bahan bakar alternatif Genset, melalui upgrade sistem konversi energi genset.
Inovasi lainnya, yaitu Robot Penanam Padi, yang menargetkan 3 jenis robot untuk berbagai kondisi lahan. Saat ini Robot (tipe mesin, red.) berada di fase pasca uji coba terbatas di area persawahan Sidoarjo, dan berhasil menanam rapi dengan kedalaman dan jarak tanam yang sesuai. Secara pararel di lobarorium, anggota tim riset Robotani juga sendang menyiapkan 2 robot penanam padi lainnya, yaitu tipe manual dan baterai.
Sementara riset Motor Axial Flux BLDC telah menghasilkan 1 prototype, dan sedang mempersiapkan beberapa duplikasi sebelum diuji cobakan untuk mengetahui behaviour nya di kendaraan bermotor.
“Kami jadwalkan di bulan Juli besok akan kami uji cobakan di Pudak, Ponorogo dan setelah itu masing-masing tim akan melakukan evaluasi, monitoring serta penyempurnaan sebelum inovasi tersebut benar-benar bisa diserahkan kepada Pemda setempat,”tegasnya.
Berikut ke-tujuh riset yang dikembangkan oleh tim PENS.
1. D-COWs-Reog: Otomatisasi kandang dengan sistem informasi terpadu untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas peternakan sapi perah;
2. SMART-UHT: Pemanfaatan IoT untuk otomatisasi produksi susu UHT guna meningkatkan efisiensi, kualitas, dan daya saing ekonomi lokal;
3. POROS-PJU: Smart Penerangan Jalan Berbasis IoT untuk Efisiensi Energi;
4. CREATE e-ATV: Solusi Ekosistem Elektrifikasi Transportasi pada Mobilisasi Hasil Susu dan Limbah Peternak Sapi Perah;
5. WAROK-GREEN: Optimasi Produksi Biogas dari Limbah Kotoran Sapi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
6. ROBOTANI: Sistem Cerdas Teknologi Pertanian melalui Pengembangan Robot Penanam Padi untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Menuju Kemandirian Pangan Indonesia
7. Industrialisasi Motor Axial Flux BLDC sebagai Nilai Tambah TKDN dalam Elektrifikasi Transportasi
Reporter: ahmadh