SIDOARJO lintasjatimnews – Ribuan masyarakat tumpah ruah memenuhi Lapangan Desa Kecipik, Kecamatan Masangan Kulon, Kabupaten Sidoarjo, pada Minggu, 25 Mei 2025. Pesta Rakyat yang digagas oleh tokoh inspiratif Salim Abdul Rahman ini sukses menyita perhatian publik. Suasana penuh kehangatan, antusiasme, dan hiburan menjadikan acara ini sebagai momen kebersamaan yang sulit dilupakan oleh warga dari berbagai penjuru wilayah.
Acara ini tak hanya menyuguhkan hiburan dan panggung interaksi, tapi juga membagikan ratusan paket sembako dan voucher makan kepada masyarakat yang hadir. Tindakan ini mendapat apresiasi luas dan mencerminkan kepedulian sosial dari panitia pelaksana, terutama dari sosok Salim Abdul Rahman yang dikenal dekat dengan rakyat kecil.
Namun, di tengah kemeriahan yang luar biasa, terselip rasa kecewa dari sejumlah jurnalis yang turut meliput dan menyebarluaskan informasi mengenai acara ini. Mereka merasa kurang mendapatkan apresiasi yang layak dari pihak panitia, terutama terkait distribusi bantuan.
Menurut pantauan tim media, para jurnalis tidak termasuk dalam daftar penerima sembako maupun voucher makan. Sebagai gantinya, mereka hanya diberikan uang transportasi sebesar Rp100.000 dari pihak event organizer (EO). Meskipun bentuk penghargaan itu diakui, namun sejumlah awak media merasa bentuk apresiasi tersebut tidak sebanding dengan peran mereka dalam mengangkat citra acara ini ke ranah publik.
Seorang jurnalis media lokal yang enggan disebut namanya mengungkapkan, “Kami datang lebih awal, meliput dengan peralatan sendiri, dan mendorong publikasi kegiatan ini secara luas. Tapi kami justru tidak dianggap bagian dari pihak yang layak diberi perhatian. Rasanya kurang dihargai.”
Suara yang Perlu Didengar: Apresiasi Bukan Sekadar Formalitas
Momentum seperti Pesta Rakyat tentu tak hanya menjadi ajang hiburan, tapi juga refleksi sosial. Dalam konteks tersebut, jurnalis yang hadir sebagai penyambung lidah kegiatan sosial juga semestinya mendapatkan tempat yang adil dalam struktur apresiasi acara. Bukan soal nominal atau materi, namun perihal penghormatan terhadap profesi dan peran penting media dalam membangun narasi positif di tengah masyarakat.
Sebagai penutup, semangat gotong royong dan partisipatif dari masyarakat patut diacungi jempol. Namun, penting pula bagi panitia dan penyelenggara di masa mendatang untuk lebih menyeluruh dalam mendesain bentuk penghargaan yang tidak meninggalkan satu pun pihak, terlebih para jurnalis yang berkontribusi tanpa banyak bicara.
Reporter: arahman