JAKARTA lintasjatimnews – Ratusan pengunjung tampak antusias menghadiri acara ini, menyaksikan pameran seni, pertunjukan musik, dan teater yang mengusung tajuk “All Eyes On Palestine”. Selain itu, ada juga lelang amal yang turut meriahkan festival ini sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk Palestina.
Untuk menggugah solidaritas dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap situasi di Palestina saat ini, Adara Relief International, sebuah lembaga kemanusiaan, menciptakan kolaborasi dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dalam penyelenggaraan acara ini. Sebagai daya tarik utama, Palfest memadukan tema kemanusiaan dengan unsur seni dan budaya, serta mengemas pertunjukan dalam konsep yang lebih modern untuk mengedukasi masyarakat mengenai sejarah penjajahan Palestina.
Di area ekshibisi, pengunjung dapat menikmati berbagai galeri seni yang menghadirkan nuansa Palestina secara otentik dan mendalam. Salah satu daya tarik utama dalam pameran seni ini adalah penampilan warisan dan kebudayaan Palestina. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan pakaian khas Palestina, Thobe, yang menjadi simbol kebudayaan dan identitas yang kuat.
Bukan hanya itu, pengunjung dapat menikmati suguhan hasil bumi dan hidangan autentik Palestina. Area ini mengajak pengunjung untuk menjelajahi sejarah Palestina melalui pameran yang menampilkan dokumentasi berupa foto dan instalasi interaktif. Sementara itu, ada pula area yang seolah menceritakan bagaimana realita Gaza saat ini, memberikan unsur dekat bagi para pengunjung yang hadir.
Meriahnya penampilan tarian tradisional Palestina, Tarian Dabke, sebagai pembuka acara ini. Gerakan dinamis dan ritme yang memukau dari penarinya menciptakan sebuah bentuk ekspresi kolektif.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari tokoh penting, Direktur Utama Adara Relief International, sekaligus aktivis kemanusiaan untuk Palestina, Maryam Rachmayani, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid, dan perwakilan dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Pada kesempatan ini, Maryam menyampaikan bahwa Palestine Festival diselenggarakan sebagai wujud kepedulian bangsa Indonesia terhadap perjuangan hak asasi manusia masyarakat Palestina dalam menghadapi genosida yang terjadi saat ini. “Acara ini digagas untuk memastikan kepada rakyat Gaza dan Palestina juga dunia bahwa mata kita semua bangsa Indonesia masih tertuju kepada Palestina, “All Eyes on Palestine”,’ jelas Maryam dalam sambutannya.
Selain itu, Hidayat Nur Wahid pun menyampaikan bahwa, Palestine Festival Bersama Adara Relief International merupakan momentum mengajak masyarakat melihat lebih dalam sisi kehidupan Palestina, sisi kemanusiaan yang harus terbangun dan terwujudkan kemerdekaan bagi Palestina. Mulai dari ekshibisi hingga penampilan dari musisi yang selalu menyuarakan kemanusiaan bagi Palestina turut hadir dan membuka edukasi, informasi kepada masyarakat dan mengajak terus mendorong hingga menyuarakan kemerdekaan bagi Palestina.
Fadli Zon, sebagai perwakilan dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, juga menekankan pemerintah Indonesia termasuk Presiden Prabowo Subianto secara tegas mendukung perjuangan Palestina hingga merdeka.
“Mendukung Palestina tidak hanya dari bentuk dukungan politis namun juga lewat jalur kebudayaan. Di jalur kebudayaan, saya kira dukungan-dukungan dari masyarakat Indonesia di dalam bentuk seperti yang dilakukan oleh Adara Relief International dengan Palestine Festival”, ujar Fadli Zon
Berbagai pertunjukan seni mewarnai puncak acara yang menceritakan transformasi kondisi Palestina sebelum dan setelah hadirnya penjajahan. Dialog penuh makna antara pendongeng ternama, Kak Ojan, bersama anaknya, Ata, mengawali rangkaian cerita. Selain itu, ada pembacaan puisi karya penyair legendaris Palestina, Mahmoud Darwish, oleh Bella Fauzi, yang membawa pesan betapa indahnya Palestina. Kolaborasi pertunjukan teater dengan tim DKJ dan berbagai tayangan video semakin menghidupkan suasana, serta memberikan kesan mendalam kepada para penonton.
Suara tiga tokoh penting, yaitu Ikang Fawzi, Chiki Fawzi, dan juga Nurjanah Hulwani membangkitkan semangat para pengunjung di atas panggung festival. Ketiganya menyampaikan orasi kemanusiaan mengenai blokade, genosida di Gaza, serta kondisi masyarakat Palestina saat ini. Jose Rizal, Seorang sastrawan ternama dan aktor Indonesia juga ikut mewarnai panggung dengan puisi karyanya.
Tak ketinggalan, lantunan irama dari kelompok musik “Suara Untuk Palestina” semakin menciptakan suasana syahdu. Selain itu, Fadli “Padi” pelantun tembang “Kasih Tak Sampai”, musisi muda ternama, Adzando Davema, serta grup musik nasyid “Edcoustic” turut menghidupkan alur cerita dalam festival ini dengan penampilan mereka.
Para hadirin turut meramaikan acara dengan mengikuti kegiatan lelang amal, yang menyajikan berbagai barang khas Palestina dan koleksi spesial dari artis. Adapun hasil lelang ini akan disalurkan untuk program bantuan musim dingin bagi masyarakat Palestina, Winter Relief.
Selebrasi gerakan “Satu Rumah Satu Aqsa” (SRSA) menjadi penutup Palestine Festival melalui penayangan poster pada 3.120 rumah di Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya Al-Aqsa dan Palestina di lingkup terdekat, yaitu keluarga Indonesia.
Palestine Festival ini berhasil mempertemukan ratusan masyarakat dari berbagai kalangan dalam menyuarakan Palestina. Diungkapkan oleh salah satu pengunjung yang hadir, Hana disela-sela melihat ekshibisi. Festival ini diharapkan dapat menjadi langkah bersama untuk memperkuat solidaritas, meningkatkan kesadaran, dan mendorong dukungan nyata bagi perjuangan kemanusiaan di Palestina.
Reporter: ahmadh