PC IMM Lamongan Gelar Darul Arqom Madya

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Lamongan menggelar pembukaan Darul Arqom Madya (DAM) pada Rabu (23/10/2024) di Auditorium Budi Utomo, Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla).

Acara ini merupakan proses kaderisasi tingkat lanjut yang diikuti oleh 22 peserta dari berbagai daerah, termasuk Lamongan, Gresik, Bojonegoro, Surabaya, dan Solo.

Kegiatan lima hari ini dibuka oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Timur, Devi Kurniawan, dan dihadiri Wakil Ketua PDM Lamongan, Masro’in Assafani MA, serta perwakilan organisasi otonom Muhammadiyah tingkat daerah dan komisariat se-Cabang Lamongan.

Dalam sambutannya, Masro’in Assafani menekankan pentingnya gerakan sosial IMM yang berlandaskan kasih sayang dan spirit pembebasan sesuai ajaran Islam.

“IMM harus memperkuat peran filantropi dalam masyarakat, karena Islam mengajarkan kita untuk membebaskan dari segala bentuk penindasan,” ujar Masro’in.

Ia juga mengingatkan peserta untuk memahami filosofi kehidupan yang berputar, seperti konsep cakra dalam pewayangan yang digunakan Sunan Kalijaga dalam dakwahnya.

“Sebagai kader IMM, kalian harus siap menghadapi tantangan di setiap fase kehidupan,” tambahnya.

Semangat pembebasan yang diusung DAM kali ini, menurut Masro’in, harus diwujudkan dalam tindakan nyata, baik di ranah pribadi, organisasi, maupun sosial.

“Pembebasan tidak hanya retorika, tetapi tindakan nyata di masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPD IMM Jatim, Devi Kurniawan menyoroti peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan dan pengontrol sosial.

Ia juga menekankan tantangan besar yang dihadapi generasi muda saat ini, termasuk fenomena judi online yang merusak anak muda.

“Spirit pembebasan IMM harus diwujudkan dengan tindakan nyata untuk melawan tantangan zaman,” ujar Devi.

Ketua Umum PC IMM Lamongan, Alif Ferdiansyah, menjelaskan bahwa DAM merupakan tahap kaderisasi kedua setelah Darul Arqom Dasar, dengan Darul Arqom Paripurna sebagai tahap selanjutnya di tingkat pimpinan pusat.

“Tema ‘Sosio-Religius: Islam Sebagai Spirit Pembebasan’ menunjukkan bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi kekuatan pembebasan sosial dan mental,” jelasnya.

Alif menambahkan, IMM harus terus mengimplementasikan nilai-nilai Islam yang berkemajuan dalam konteks sosial.

“Liberasi atau pembebasan harus dimulai dari diri sendiri sebelum berkembang ke ranah organisasi dan sosial,” pungkasnya.

Dengan kegiatan ini, IMM berharap dapat melahirkan kader yang berintegritas, berwawasan luas, dan siap menghadapi tantangan zaman dengan semangat pembebasan yang berlandaskan nilai-nilai Islam.

Reporter: Alfain Jalaluddin Ramadlan