Gili Iyang Bersinergi dengan Hati menuju Gizi Seimbang dan Lingkungan Bersih

Listen to this article

SUMENEP lintasjatimnews – Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga melaksanakan program pengabdian masyarakat terkait edukasi masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang serta mengelola sampah plastik dengan benar di Pulau Gili Iyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura.

Program yang mengusung tema “Gili Iyang Bersinergi dengan Hati menuju Gizi Seimbang dan Lingkungan Bersih” merupakan rangkaian dari program kegiatan “Airlangga Community Development Hub” (ACDH) Universitas Airlangga.

Pulau Gili Iyang berupa pulau yang berada pada wilayah Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep dengan ketinggian 0 -37 m dari permukaan laut dengan luas wilayah sebesar 9,15 Ha. Secara administratif, Gili Iyang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Dungkek dan dihuni 3.103 KK yang tersebar di 2 desa yaitu, Desa Bancamara dan Desa Banraas.

Wakil Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Dr. Muji Sulistyowati, SKM., M.Kes. menyampaikan, “Harapan kami, kegiatan ini bisa diterima menjadi kebutuhan masyarakat dan bisa menstimulus kekuatan pemberdayaan Masyarakat di pulau Gili Iyang.”

“Pada hari ini kami dari tim Fakultas Kesehatan Masyarakat membawa topik Gili Iyang Bersinergi dengan Hati menuju Gizi Seimbang dan Lingkungan Bersih yang nantinya akan dilaksanakan menjadi 2 kegiatan,” lanjutnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat berlangsung dari tanggal 12–14 Oktober 2024 yang lalu, (16/10/24).

Ada dua kegiatan yang diselenggarakan. Yang pertama adalah edukasi tentang makanan seimbang Garam, Gula, Lemak (GGL) dan lomba memasak seimbang GGL di Balai Desa Banraas.

Kedua, kegiatan kesehatan lingkungan tentang pengelolaan sampah plastik dengan prinsip 3R (kurangi, gunakan, dan recycle) juga diselenggarakan di Balai Desa Banraas.

Pulau Gili Iyang mempunyai aneka ragam sumber daya alam hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan lokal penduduk.

Menurut Dr. Farapti, dr., M.Gizi selaku dosen gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Mengapresiasi terhadapat Masyarakat Pulau Gili Iyang karena telah membuat menu makanan yang pertama kali mereka buat, harapannya tidak hanya berhenti disini tapi ibu-ibu dapat mengembangkan olahan tersebut menjadi potensi wirausaha.

Edukasi makanan seimbang GGL guna meningkatkan konsumsi pangan lokal melalui kreasi masakan yang seimbang kadar gula, garam, dan lemaknya di Pulau Gili Iyang, diikuti oleh kelompok ibu muslimat, kelompok PKK dan siswi SMA/MA.

Peserta edukasi semakin antusias dan bersemangat saat mengikuti lomba memasak yang sudah di rencanakan oleh tim pengabdian Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Kegiatan tambahan, yang tidak kalah menariknya dengan kegiatan pertama, melibatkan pelatihan kesehatan lingkungan tentang pengelolaan sampah plastik dan pembuatan ecobrick. 30 siswa-siswi SMP/MTs tertarik untuk mengikuti kegiatan ini.

Jika istilah “pulau oksigen” digunakan untuk menggambarkan keunikan Pulau Gili Iyang, itu akan terasa kurang rasanya jika masyarakat belum bisa memanfaatkan sampah plastik menjadi barang nilai jual yang dapat menarik wisatawan dan mendorong konservasi.

Menurut Dr. Retno Adriyani, ST., M,Kes selaku Dosen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Seperti yang ditunjukkan oleh antusiasme siswa selama praktek, guru harus membantu siswa dalam pembuatan ecobrik. Diharapkan siswa SMP dapat membantu menjaga kelestarian alam Gili Iyang.

“Sebagian besar sampah dibuang di pantai atau dibakar. Siswa dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk membuat ecobrik menjadi produk yang menguntungkan dan berpotensi menjadi pilihan pengurangan sampah plastik di Pulau Gili Iyang,” ungkapnya.

Program ini merupakan aplikasi dari beberapa aspek “Sutainable Development Goals” (SDGs) yaitu SDGs ke-2 “Zero Hunger”, SDGs ke-3 “Good Health and Well-Being”, SDGs ke-6 “Clean Water and Sanitation” dan SDGs ke-17 “Partnership for The Goals” dengan Perangkat Desa Banraas dan Bancamara serta masyarakat Pulau Gili Iyang.

Dengan kombinasi pendekatan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya akan belajar bagaimana menjaga kesehatan diri dan keluarga mereka melalui pola makan yang sehat, tetapi juga akan membantu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dengan mengelola sampah dengan benar.

Reporter: Winarto