Pelatihan Produksi Jamur Krispi dan Kaldu Jamur Sebagai Upaya Tingkatkan Ekonomi Oleh Tim PROMAHADESA Antirogo UNEJ 2024

Listen to this article

JEMBER lintasjatimnews – Pelatihan produksi jamur krispi dan kaldu jamur sebagai upaya tingkatkan ekonomi oleh tim PROMAHADESA (Program Pengabdian Mahasiswa Berdesa) Antirogo UNEJ, Rabu yang lalu. (23/8/24).

Sosialisasi kegiatan “Produksi dan Pemasaran Jamur Krispi dan Kaldu Jamur” dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani Jamur Tiram di Desa Antirogo melalui program PROMAHADESA yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UNEJ ini telah sukses melaksanakan kegiatan penyuluhan yang intensif.

Kegiatan ini fokus pada pengenalan strategi pemasaran produk serta pelatihan pengolahan jamur tiram menjadi produk bernilai tambah, seperti kaldu jamur dan keripik jamur.

Tim PROMAHADESA Antirogo dibimbing oleh Bapak Ardiyan Dwi Masahid, S. TP., M.P. selaku dosen di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Univerrsitas Jember.

Tim ini terdiri dari 10 orang yang diketuai oleh Tri Dewi Agustin (Teknologi Hasil Pertanian) bersama dengan sembilan anggota lainnya yaitu:

  1. Dimitri Suryaning Widi (Teknologi Hasil Pertanian)
  2. Neni Dwi Puspitasari (Teknologi Hasil Pertanian)
  3. Renita Fathimatuzzahra (Teknologi Hasil Pertanian)
  4. Husnul Dinda Adityia (Teknologi Hasil Pertanian)
  5. Siti Adibah Tsabita (Teknologi Hasil Pertanian)
  6. Dira Revita Damayanti (Teknologi Industri Pertanian)
  7. Daris Arum Puspo Sari (Teknologi Industri Pertanian)
  8. Rissa Ayu Wulandari (Teknologi Industri Pertanian), dan
  9. Rani Ma’rufa (Teknologi Industri Pertanian).

Penyuluhan dan pelatihan produksi Jamur Krispi dan Kaldu Jamur dilaksanakan pada tanggal 20/8/24 berupa penyuluhan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam memahami konsep pemasaran yang baik dan teknik pengolahan jamur tiram.

Dengan demikian, diharapkan para petani mampu mengembangkan usaha mereka secara mandiri dan berkelanjutan.

Pelatihan produksi jamur krispi dan kaldu jamur bubuk berhasil menarik minat enam peserta, termasuk petani jamur, Ketua RT, dan warga setempat. Dengan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan jamur segar, produk olahan ini diyakini dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan.

Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan teknik produksi, tetapi juga membekali peserta dengan pengetahuan pemasaran modern seperti “Business Model Canvas” (BMC). Dengan begitu, diharapkan produk olahan jamur dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan membuka peluang usaha baru, sehingga produk olahan jamur dapat menembus pasar yang lebih luas.

Selain meningkatkan pendapatan petani, diversifikasi produk olahan jamur ini juga diharapkan dapat mendukung keberlanjutan sektor pertanian.

Kegiatan diakhiri dengan pemberian buku saku kepada petani jamur tiram guna mendapat sumber ajar selain dari kegiatan penyuluhan, pemberian buku saku berisikan materi singkat namun kompleks sehingga dapat dibawa dengan mudah dan dapat dipahami isinya mengenai formulasi, bahan yang digunakan, perhitungan HPP dan BMC.

“Harapan saya semoga acara penyuluhan dan pelatihan produksi jamur dan proses pemasarannya memiliki potensi yang besar untuk memberikan manfaat yang signifikan bagi para mitra baik dalam segi pengetahuan, keterampilan pengolahan jamur maupun peluang usaha sehingga terjadi divensifikasi pendapatan baik bagi mitra maupun masyarakat setempat”, ujar Tri Dewi Agustin ketua kelompok PROMAHADESA Antirogo UNEJ.

Ardiyan Dwi Masahid, S.TP., M.P., dosen pendamping kelompok PROMAHADESA Antirogo UNEJ menjelaskan, “Kita itu melakukan trial dan error yang lama untuk mendapatkna hasil yang bagus untuk dua produk kita, sehingga harapan saya semoga hasilnya dapat dimanfaatkan dan diterapkan bagi mitra dan masyarakat setempat, mengingat daya simpan jamur yang rendah”.

Dia melanjutkan, “Jadi manfaat inovasi ini menambah umur simpan dan pendapatan mitra serta masyarakat setempat”, pungkasnya.

Produk olahan seperti kaldu jamur dan keripik jamur memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan jamur segar. Hal ini berpotensi meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. Selain itu, diversifikasi produk olahan juga dapat memperluas pasar untuk produk jamur tiram.

Upaya pengembangan pengolahan jamur menjadi jamur krispi dan kaldu jamur di Desa Antirogo Kecamatan Sumbersari mencerminkan langkah inovatif dalam pemanfaatan potensi lokal yang meningkatkan nilai tambah produk pertanian sehingga menciptakan peluang ekonomi bagi petani jamur Antirogo dan masyarakat setempat.

Reporter: Winarto