LINGGA lintasjatimnews – Kepulauan Riau(Kepri) – Kabar yang kami terima pada Jumat (12/07/24) siang tadi, sekitar pukul 11.35 wib, sangat mengejutkan.
Salah seorang warga masyarakat Desa Pulau Medang, Kecamatan Temiang Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau(Kepri), melalui hubungan via telpon seluler telah menghubungi kami wartawan media ini, Dia menjelaskan bahwa, saat Dia menelpon kami ini, sedang terjadi Demo warga masyarakat Desa Pulau Medang, demo tersebut ini ditujukan kepada Kades dan Perangkat desa, dan infonya demo tersebut terjadi sebagai bentuk protes warga terhadap kinerja dan prilaku Kades yang bernama Arbain, infonya warga masyarakat sudah tidak mampu lagi menahan rasa kesal mereka atas kinerja Arbain selaku Kepala Desa Pulau Medang.Jumat/12/7/2024
“Dijelaskan lagi oleh sumber yang menelpon tersebut, demo yang digelar ini, sepertinya bentuk kekesalan warga atas kinerja Kades dan perangkat desa dalam pelaksanaan program pembangunan desa dan program pemberdayaan masyarakat desa melalui Dana Desa.
Menurut sumber, sebenarnya kekesalan warga tersebut sudah lama dipendam, diantaranya ada rasa kesal terhadap pelaksanaan anggaran DD, kesal terhadap buramnya informasi audit dari inspektorat terkait temuan-temuan yang infonya disinyalir banyak terjadi pelanggaran terhadap pengelolaan DD yang lazim dikategorikan sebagai temuan, dan masyarakat sejogyanya ingin mengetahui bentuk temuan itu seberat apa?, dan kesal juga dengan sikap Kades yang infonya terkesan mengelola pembelanjaan pembangunan desa yang dilakukan secara pribadi, ditambah lagi ada rasa kesal atas memberitaan media tentang kabar kejanggalan kinerja Kades yang tidak digubris oleh pihak-pihak tertentu yang seharusnya bisa merespon informasi yang disampaikan media tersebut.
Sepertinya berita media yang pernah terbit dianggap seperti angin lalu saja, dan banyaklah lagi bumbu-bumbu kekesalan mereka itu terhadap kinerja Kades dan perangkat desa yang mereka nilai penuh rekayasa, akhirnya karena dianggap segala upaya gagal untuk membuka kedok dugaan kecurangan Kades tersebut, termasuk aduan kepihak Kecamatan juga terkesan tidak dianggap dan lain sebagainya, akhirnya mereka sepakat, tidak perlu lagi adu sana adu sini, mereka berpikir lebih baik mereka langsung saja bertindak, langsung saja melakukan protes terbuka dengan istilah demo langsung terhadap Kades dan Perangkat desa.
Ditambah lagi baru-baru ini ada kejadian diduga Kades melakukan pesta miras bersama cewek-cewek cantik dikota Tanjungpinang, kejadian tersebut ibarat pepatah mengatakan “Retak menunggu belah”, itulah yang terjadi “Nasi sudah menjadi Bubur”
Untuk lebih melengkapi lagi pemberitaan ini, mendekati waktu Maghrib pada jumat (12/07/24) sore tadi,kami mencoba menghubungi salah seorang warga Desa Pulau Medang melalui sambungan telpon, yang sumber tersebut notabenenya termasuk salah seorang petugas kelembagaan desa didesa Pulau medang yang namanya tidak kami sebutkan disini (red).
Kepada sumber ini kami menanyakan “Apakah dalam gerakan orasi atau penyegelan Kantor Desa Pulau Medang itu ada unsur provokasi dari seseorang atau kelompok?”.
Dengan tegas sumber kedua ini menjawab “Tidak ada yang memprovokasi gerakan itu, sesungguhnya gerakan itu murni dari masyarakat, tidak disuruh siapapun, saya berani menjawab jika ada yang mengatakan itu ada provokatornya, itu tidak benar”
Tanya kami lagi “Kira-kira berapa banyak massa yang turun dalam gelar demo itu?”
Jawab sumber “Hampir seluruh masyarakat Desa Pulau Medang turun bergerak kejalan Bang, paling – paling yang tidak turun itu sekitar 10 atau belasan orang saja, itupun orang-orangnya Kades”
“Massa yang turun Ratusan keluarga Bang, penuh padat saat kejadian tadi, dan masyarakat menginginkan juga agar Kades mundur dari jabatannya, gerakan tadi itu murni Bang dari masyarakat, tidak ada yang jadi propokatornya, sekali lagi saya tegaskan, itu gerakan murni dari masyarakat”.
Demikianlah untuk sementara informasi kejadian penyegalan Kantor Desa Pulau Medang ini yang dapat kami kabarkan.
Untuk informasi selanjutnya, kami akan melakukan konfirmasi kepada beberapa pihak yang kami anggap berkompeten untuk menjelaskannya.
Reporter: Srydi/Mhmmd