BATU lintasjatimnews – Pancasila, Pendidikan, Pelayanan Prima, Ombusman menjadi materi terakhir dalam rangkaian materi Bimtek Pengelolaan Dana BOSP. Materi tersebut disajikan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Dr. R. Chusnu Yulisetyo, M.Pd. Selasa (25/06/2024).
Guna manarik perhatian peserta, Chusnu menyampaikan ungkapan “Kapal Indah di Dermaga dan Pelaut Ulung. Chusnu memancing perhatian peserta dengan melontarkan pertanyaan retoris. Apakah kapal indah itu cukup di dermaga saja? Tentunya tidak. Kapal yang indah tersebut agar lebih bermanfaat apa pun tantangannya kapal itu harus dibawa untuk mengarungi samudera, membawa penumpang menuju suatu tujuan.
Di hadapan para kepala sekolah dan bendahara BOSP SMP Negeri dan swasta sekabupaten Lamongan, Chusnu menjelaskan bahwa kapal indah itu laksana sekolah kita. Sekolah yang kokoh, bagus, indah hanya berhenti pada keindahan dan kepantasan saja, tidak digerakkan maka tidak berarti apa-apa. Sekolah kita laksana kapal yang indah yang harus dibawa untuk mengarungi samudera atau lautan luas apa pun tantangan yang dihadapi. Sekolah kita harus membawa anak didik kita untuk menuju masa depannya.
Lebih lanjut Chusnu menjelaskan tentang “pelaut ulung”. Semakin banyak tantangannya maka akan semakin hebat. Jika ingin menjadi pelaut ulung, jangan hanya mengarungi Laut Jawa saja, tapi harus berani menjelajah samudera luas, yang ombaknya sangat besar baru akan menjadi pelaut ulung.
Kepala sekolah yang hebat itu berangkat dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan itu baik kesulitan jumlah siswa yang minim, sumber daya yang minim, dan lain-lain akan menjadi tantangan bagi kepala sekolah agar menjadi kepala sekolah yang hebat. Ungkapan Chusnu memberikan motivasi kepada kepala-kepala sekolah baik negeri maupun yang swasta yang saat ini sedang memimpin sekolah dengan jumlah siswa yang minim dan sumber daya yang serba kekurangan agar tetap semangat menahkodai sekolahnya membawa anak didik untuk mengukir masa depannya.
Orang yang hebat itu tidak lahir dari kenyamanan atau dari suasana yang enak dan nyaman saja tetapi ia dibentuk dengan tetesan air mata dengan berbagai kesulitan dan ditempa dengan berbagai cobaan sehingga menjadi pemimpin yang hebat. Chusnu juga menyinggung bendahara BOSP yang mungkin juga menghadapi berbagai kesulitan. Jadi bendahara seolah-olah enak dan nyaman karena menerima dan mengelola dana. Tapi, suatu saat akan menghadapi kesulitan jika berhadapan dengan BPK saat melakukan monitoring dan pengawasan. Bendahara, kepalanya bisa cenut-cenut.
Sebagai materi tambahan, Chusnu mengingatkan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari baik kepada peserta didik maupun kepada guru dan tenaga kependidikan yang dipimpinnya. Hal tersebut disampaikan Chusnu, karena di akhir-akhir ini banyak pihak-pihak tertentu membawa ide-ide yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya atau mempreteli lima sila tidak lagi menjadi lima. Lima sila dari Pancasila, menurutnya tidak bisa diambil salah satu apalagi dihilangkan lebih dari satu. Kelimanya saling berkaitan dan saling menjiwai.
Bagian akhir paparannya, Chusnu mengungkapkan tugas dan fungsi ASN. Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, mempererat persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Karena ASN sebagai pelayan publik, maka ASN mendapatkan pengawasan dari lembaga negara yang bernama Ombusman. Ombusman tidak hanya mengawasi pelayanan publik oleh ASN tetapi lembaga swasta yang melaksanakan kegiatan yang dananya bersumber dari ABPN dan APBD pun menjadi objek pengawasan Ombusman.
Salah seorang peserta berkomentar informasi tentang Ombusman menjadi informasi baru bagi dirinya.
Mengakhiri paparannya, Dr. R. Chusnu Yulisetyo, M.Pd., Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan menutup secara resmi kegiatan Bimtek Pengelolaan Dana BOSP Berbasis Sumber Daya Sekolah pada Pemerintah Daerah Tahun 2024, bertempat di Hotel Golden Tulip, Batu.
Reporter: M. Said