Ironi Syawal, Masjid Tidak Seramai Ramadan

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews.com – Ironi Syawal, masjid tidak seramai Ramadan. Demikian disampaikan Rodli SPd MPd Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalitengah, Sabtu (13/4/2024)

Menurut Rodli SPd MPd beberapa hari Ramadan telah berlalu dari masjid. Semenjak malam kedua Syawal masjid tak seramai saat Ramadan.

Lanjutnya, jamaah Isyak yang biasanya penuh, kini dua Shaf saja tidak utuh, bahkan tak lebih dari separuhnya. Tidak ada lantunan tilawah di dinding dan pojok-pojok masjid, tiada jamaah yang rebahan sampai tertidur di serambi.

“Masjid seperti balai desa di hari libur. Sudah gelap sebelum jam 20.00 WIB,” ungkap Dosen Unisda ini

Syawal yang semestinya bermakna peningkatan justru ironi menjadi penurunan. Semangat ibadah tidak setinggi Ramadan. Yang biasanya berjamaah Isyak saat Ramadan tidak terlihat lagi. Yang biasa tadarus dengan suara toa tak terdengar lagi, bahkan ada yang merasa lebih merdeka saat Syawal tiba, bisa makan bahkan merokok kapan dan dimana saja.

Anjuran untuk menyempurnakan puasa Ramadan dengan melanjutkan enam hari di bulan Syawal itu cukup pemanis khutbah atau kultum akhir Ramadan, tidak banyak yang mengamalkannya.

“Datangnya lebaran membentuk tiga golongan dalam menyambutnya,” ujar Ketua Takmir Masjid Assalam ini

Pertama, yang berpuasa dan merasa bahagia bahkan merdeka saat lebaran tiba, mereka tentu bergembira. Golongan yang kedua adalah mereka yang tidak puasa, tapi paling sibuk menyambut lebaran tiba, mereka nampak bergembira juga. Dan yang ketiga adalah yang khusuk beribadah saat Ramadan, ketika lebaran tiba ya juga nampak bahagia, tapi tak lama dirinya merasa sepi bahkan kawatir Ramadan kemarin adalah Ramadan yang terakhir baginya dan yang paling dirisaukan jangan-jangan segala amal yang telah diupayakan di bulan tersebut tidak bagian dari amalan yang diridhai Allah.

Kelompok ketiga tersebut tetap mempertahankan amalan sholeh yang dilakukan saat Ramadan. Istiqomah puasa, qiyamul lail, tilawah Alquran, menghadiri taklim, sedekah dan amalan-amalan kebaikan lainnya seraya bermunajad kepada Allah setiap waktu agar upaya kebaikan yang diamalkan terutama di bulan suci Ramadan yang berlalu mendapat ridha dan cinta Allah.

Golongan ketiga tersebut itu tentu tidak banyak, bahkan terjadi hanya pada satu dua orang. Agar amal kebaikan itu menular kepada yang lain maka tentu sangat dianjurkan Takmir masjid, persyarikatan keagamaan dan majlis-majlis taklim untuk terus mengajak, memotivasi dan menfasilitasi amal kebaikan yang bisa dilakukan secara berjamaah. Sebab motivasi eksternal itu sangat dibutuhkan bagi pribadi-pribadi yang semangat spiritualnya sedang.

“Lingkungan akan menjadi faktor tertentu untuk membentuk pribadi yang lebih baik,” tegas Rodli SPd MPd

Dalam al Quran Surat Alasyr Allah telah menegaskan bahwa manusia punya potensi besar merugi bila tidak beriman. Saat iman pada titik terendah maka akan malas beramal Sholeh. Maka untuk menambah iman dan meningkatkan amal sholeh yang yang paling dibutuhkan harus ada sebuah komunitas atau persyarikatan yang saling menguatkan dengan saling menasihati pada hal yang benar dan kesabaran.

“Persyarikatan Muhammadiyah menjadi salah satu pioner untuk senantiasa membangkitkan kesalehan ummat menuju agama yang memajukan rahmatan lilalamin dengan terus memakmurkan masjid-masjid dengan berbagai ibadah dan kegiatan sosial serta mengembangkan amal usaha untuk kemaslahatan bersama,” pungkas Anggota Lembaga Dakwah Khusus PDM Lamongan ini

Reporter Fathurrahim Syuhadi