Gelar Budaya Dan Ekonomi Kreatif Jaranan Kuda Manggala-Pandadaran Banarawa

Listen to this article

SURABAYA lintasjatimnews.com – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT. Taman Budaya akan menyelenggarakan kegiatan, Gelar Budaya Dan Ekonomi Kreatif Jaranan Kuda Manggala (Pendadaran Banarawa).

Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Budaya Jawa Timur Cak Durasim, Jl. Gentengkali 85 Surabaya, pada hari Jum’at (23/02/2024), Lokasi pelaksanaan kegiatan dipusatkan di Pendapa Jayengrana dan sekitarnya. Pembukaan acara dimulai pukul 20.00 WIB.

Kesenian yang akan digelar pada gelar budaya ini adalah Kesenian Jaranan Tulungagung, yang berakar pada Kesenian Jaranan Senterewe. Kesenian Jaranan Senterewe sendiri merupakan
kesenian yang lahir di Kabupaten Tulungagung tepatnya di Desa Kedungwaru Kecamatan Kedungwaru.

Kesenian Jaranan Senterewe tumbuh dan berkembang sebagai hiburan
masyarakat karena pada awal – awal kemunculannya jarang terdapat hiburan masyarakat, karena pada saat itu belum ada hiburan seperti televisi dan radio, sementara hiburan kesenian lain seperti wayang orang, ketoprak, wayang kulit jarang pentas karena mahalnya
tarif tanggapan.

Perkembangan Kesenian Jaranan Senterewe Tulungagung dimulai pada tahun 1956 hingga 1986 Kesenian Jaranan Senterewe ini diciptakan oleh seniman yang menekuni pada bidangnya masing-masing. Dinamakan Sentherewe karena bentuk gerakan dari kesenian ini
begitu dinamis dan agresif ibarat seseorang yang terkena Sente (sebangsa talas) dan Rewe (Rawe).

Seniman-seniman tersebut juga beberapa diantaranya tergabung dalam lembaga
kesenian yang dinaungi oleh partai politik besar pada waktu itu. Pada tahun 1975 merupakan masa kebangkitan kembali Kesenian Jaranan Senterewe di Kabupaten Tulungagung.

Periode tahun 1980 – 1986 merupakan masa di mana Jaranan Senterewe mengalami masa kejayaan di era industri pariwisata yang mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pemerintah Republik Indonesia Indonesia kala itu, mencanangkan industri pariwisata sebagai tambahan pemasukan devisa negara.

Periode 2000-an nampaknya adalah masa dimana Kesenian Jaranan Tulungagung mengalami kejayaan. Masa itu bertepatan dengan era perindustrian hiburan dan juga kebudayaan, seiring dengan pesatnya pemanfaatan media digital terutama Sosial Media. Masa kejayaan itu dimiliki oleh para pegiat seni jaranan
berpakem Senterewe.

Pada Pergelaran Kesenian Jaranan kali ini bentuk, pertunjukannya lebih mengarah pada konsep Dramatari. Judul yang diusung adalah, Pendadaran Banarawa. Judul ini merupakan gambaran dalam legenda Jaranan Senterewe yang mengisahkan tentang para prajurit kesatria yang sedang melaksanakan pendadaran setelah menyerap ilmu dari sebuah
Padepokan bernama Banarawa.

Pendadaran ini dimaksudkan sebagai ujian bagi para siswa padepokan untuk menguji seberapa tangguh para kesatria menghadapi segala tantangan dan cobaan dengan segala ilmu yang telah diberikan oleh Sang Guru di padepokan.

Legenda ini menginspirasi terciptanya karya seni pertunjukan yang dimunculkan dengan lakon, Pendadaran Banarawa. Banarawa sendiri adalah nama Kabupaten Tulungagung pada awalnya. Pendekatan ini sekaligus mengungkapkan bahwa Kesenian Jaranan Sentherewe adalah sebagai kesenian jaranan khas Kabupaten Tulungagung.

Disemarakkan juga dengan Pameran UMKM Produk Unggulan Ekonomi Kreatif Kabupaten Tulungagung. Penyelenggaran pameran ditempatkan di sekitar Pendapa Jayengrana Taman Budaya Jawa Timur. Selain pergelaran, pameran, juga diselenggarakan kegiatan Workshop Seni, yang mengajak para pecinta seni budaya untuk belajar serta mengenal tentang, Kesenian Jaranan dan Membatik.

Demikian yang dapat kami sampaikan, ada kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar – besarnya, Salam Budaya…!!! Rahayu!!!

Reporter: Cak Bas