Keraton Malowopati Lamongan Berdiri Dalam Upaya Pelestarian Budaya Jawa

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews.com Ahad 7/1/2024 sore, salah satu awak media Lintas Jatim News bersilaturahmi ke Keraton Malowopati Yang ada di desa Bluluk Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan, suatu situs budaya peninggalan Angling Darma yang di lestarikan kembali pada tahun 2023 oleh keturunan yang ke 30, Sinuwun Prabu Hamurwobuwono Rahmat Muzain atau biasa di juluki Datuk Raja Diraja Sinuwun Prabu Hamurwobuwono.

Memasuki area Keraton yang asri dengan pemandangan dipenuhi pohon jati, kawasan ini merupakan kawasan wisata edukasi alam ada dua sendang di dalamnya, ada peternakan, pertanian dan perikanan yang di kelolah oleh abdi dalem Keraton dalam upaya mensejahterakan para anggotanya. Ada beberapa kuda sebagai daya tarik wisatawan dalam berkeliling area wisata keraton dengan menungganginya, ada joki kuda yang sudah di siapkan turut mengantar para wisatawan.

“Pembangunan Keraton ini diawali pada awal 2023, sudah 1 tahun usia berdirinya Keraton Malowopati ini, dibangunnya keraton ini dalam rangka untuk mempertahankan budaya, supaya budaya Jawa ini tidak musnah, dan supaya orang Jawa khususnya tetap menjadi Jawa. Ini merupakan Napak Tilas dari leluhur, atas petunjuk untuk mempertahankan budaya ditempat ini sehingga terbangunlah keraton ini, kerajaan Mawolopati yang di dirikan leluhur dulu dan sekarang supaya tidak musnah dan bisa dikenal oleh masyarakat luas terutama generasi muda”, Penjelasan Sinuwun Prabu Hamurwobuwono.

Keraton ini dari kerajaan Malopati keturunan dari Joyoboyo, kemudian ke putrinya yang bernama Dewi Pramesti yang bergelar Ratu Mas Roro Ayu Dewi Pramesti yang diteruskan oleh Putranya yang bernama Angling Darmo atau Adi Darmo, yang mana kemudian diteruskan lagi oleh cucunya yang bernama Gondo Kusumo. Datuk Raja Diraja Sinuwun Prabu Hamurwobuwono Rahmat Muzain generasi keturunan ke 30 ini akhirnya berkesimpulan menjaga budaya Jawa ini dengan membangun Keraton dalam upaya melestarikan budaya di tanah Jawa.

Ning Heniati Caleg DPRD Kota Dapil 5 Surabaya nomer urut 8 menyampaikan kebanggaannya, “Alhamdulillah di jaman yang serba modern ini masih ada anak bangsa yang perduli akan budaya yang di miliki bangsanya, yang kemudian melestarikannya, dengan harapan adat istiadat dan budaya di Indonesia ini tidak punah, Harapan saya sebagai warga negara, situs peninggalan sejarah ini adalah aset yang jika di kelolah dengan baik bisa menciptakan kesejahteraan pada masyarakat sekitar nya”, katanya.

“Kita temukan batu bata ukuran besar yang di buat pada kurang lebih abad 8-9, ada situs batu naga, petilasan, yang mana prabu Angling Darmo, Siti Jenar dan Eyang Sabdopalon dan juga ada petilasan Ibu Ratu Dewi Pramesti, diwilayah ini juga ada sendang tempat pemandian beliau, ada dua sendang dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, juga pemanfaatan nya untuk pengairan sawah dan bercocok tanam. Setiap malam Jumat Wage kita adakan acara upacara adat rutin, budaya adat bagaimana cara kerajaan memberikan laporan, memberikan pangkat kepada abdi dalem, unggah ungguh sopan santun dan lain sebagainya “, penjelasan Sinuwun Prabu Hamurwobuwono.

Awak media melihat seperangkat gamelan yang tertata dan hanya di mainkan pada acara sakral sebulan sekali pada malam Jum’at Wage. Pada ruang utama ada singgahsana raja yang tertutup kelambu putih, yang mana juga bisa di buka dan di pergunakan setiap sebulan sekali pada acara sakral tersebut, di depannya ada kursi-kursi yang berjajar rapi, awak media dipersilahkan untuk duduk di kursi tamu yang berjajar rapi tersebut.

Reporter : Heni