Merpati-merpati Hidup Bebas dan Aman di Tanah Suci

Listen to this article

MAKKAH lintasjatimnews.com – Sembilan hari di Madinah dan sudah tujuh belas hari di Makkah dengan aktivitas aktivitas utama beribadah. Dalam rute perjalanan bolak-balik Masjid Nabawi-Hotel dan Masjidil Haram-Hotel awak lintasjatimnews.com yang berkesempatan menjadi tamu Allah di tanah suci dan tentu jamaah lainnya juga selalu berpapasan dengan ratusan burung merpati. Hari ini, Ahad (10/12/2023) Awak lintasjatimnews.com mencoba mengabadikan dalam liputan ini.

Di Madinah, tepatnya di pelataran Masjid Nabawi tidak pernah sepi dari ratusan burung merpati yang terbang rendah dan berebut makanan yang diberikan oleh orang-orang di halamanan tersebut. Ratusan burung merpati tersebut membuat takjub para jamaah yang melintas di tempat tersebut.

Demikian pula di Makkah, burung-burung merpati tampak lebih banyak lagi. Bahkan banyak juga yang bertengger di atap masjid. Burung-burung tersebut sesungguhnya tidak hanya ada di sekitar Masjidil Haram dan Nabawi tetapi ada juga di tempat lain. Tetapi sepertinya yang istimewa yang ada di sekitar Masjidil Haram.dan Nabawi.

Saat melintas di pelataran masjid Nabawi seperti ada satu komando merpati beterbangan dari atap hotel-hotel mewah dan turun ke trotoar lapang. Mereka seolah paham bahwa jemaah akan melemparkan makanan. Benar saja, beberapa jemaah membeli biji-bijian dari beberapa anak kecil penjual makanan burung, kemudian menaburkan ke trotoar.

Terpantau di sana umat Muslim membeli biji-bijian lalu menaburnya di dekat area burung merpati berkumpul. Sontak ratusan unggas itu berdatangan menuju biji-bijian tadi untuk dimakan.

Jika pemberi makan membuat kaget, maka burung-burung dara tersebut sontak berterbangan sehingga menimbulkan bunyi kepakan sayap yang riuh.

Karena sudah biasa dengan manusia, merpati itu tak terlalu khawatir bakal ditangkap atau disakiti oleh jemaah. Kalau sekadar diusir sebagai bentuk bercengkerama tidak masalah. Cukup beringsut sedikit, maka jemaah tak bakal mengejar.

Bagi jamaah beli biji-bjian untuk memberi makan merpati bagian dari sedekah. Bijian-bijian dijual oleh anak, maupun orang tua seharga 2-5 real per bungkus. Memberi makan merpati sembari swafoto.

Dalam Islam, ada keyakinan tidak boleh menyakiti hewan. Apalagi di Tanah Suci dan hewan tersebut dipercaya berkaitan dengan Nabi Muhammad seperti merpati Aisyah. Bahkan kalau bisa harus menyayangi. Karena itulah, merpati Aisyah berkembang biak. Jumlahnya di sekitar Masjid Nabawi nyaris tak terhitung.

Konon kabarnya, merpati yang berada di sekitar Masjidil Haram dan Nabawi ini adalah keturunan merpati yang membuat sarang di pintu Goa Tsur, yang kemudian dikenal dengan nama Merpati Aisyah.
Jika benar merpati tersebut keturunan peliharaan Aisyah, maka yang ada saat ini adalah generasi kesekian.

Sebab, Aisyah hidup di abad ke-7 dan umur hidup merpati hanya 10-20 tahun. Benarkah merpati itu sudah ada sejak lama? Sulit mencari sosok yang tepat menjawabnya.

Saat awak lintasjatimnews.com duduk di dalam masjidil Haram bangunan baru perluasan masjid, sempat menyaksikan burung-burung merpati masuk lokasi masjid dan bertengger di bagian atas tiang seakan mengikuti kumandang adzan dan hendak beribadah. Entah kebetulan atau karena digerakkan Allah, awak LintasJatimNews.Com tidak bisa menafsirinya.

Awak LintasJatimNews.Com pun Ingat firman Allah dalam Qur’an Al Anbiya ayat 79 yang artinya “Telah kami tundukkan gunung gunung dan burung burung, semua bertasbih bersama Daud, dan Kami lah yang melakukannya.”

Banyak cerita dan riwayat tentang merpati-merpati di Tanah duci. Diriwayatkan ratusan merpati ini ada hubungannya dengan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad Saw bersama sahabatnya, Abubakar yang dikejar oleh kaum kafir Quraisy.

Ketika Rasulullah bersembunyi di Goa Tsur untuk menghindar dari pengejaran orang-orang kafir Quraisy, saat itu pula atas kuasa Allah, pintu Goa Tsur langsung tertutup sarang laba-laba dan merpati yang sedang bertelur.

Kaum Quraisy terkecoh, Rasulullah dan Abubakar akhirnya bisa lolos dari kejaran kaum kafir Quraisy.

Reporter: M. Said