Musim Tangkapan Sepi, Nelayan Kecil Paciran Lamongan Beralih Melaut Kapal Kursin

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews.com – Musim panen rebon (udang kecil) telah berlalu dan musim tangkapan rajungan masih sepi. Sebulan lebih kondisi yang dihadapi nelayan kecil desa Paciran sehingga mencari alternatif tangkapan lain dengan cara ikut melaut kapal kursin (miyang Kursin) ke desa Kranji dan Barjarwati.

Kapal Kursin merupakan armada yang digunakan warga nelayan desa Kranji dan Banjarwati, Kecamatan Paciran. Armada kapal Kursin saat melaut diikuti 20 sampai 25 awak kapal (nelayan). Adapun tangkapan utamanya ikan kembung atau ikan tongkol (cakalan), namun dalam beberapa hari ini musim ikan tongkol.

Nelayan kecil desa Paciran biasanya berangkat bersama dengan menumpang angkutan umum dari pos sepanjang jalan raya Pantura Paciran. Mereka berkelompok sesuai dengan blok babakan masing-masing, seperti; Jalan Watu Bolong, Sukunan, Gapuro Ireng, Langgar Rahmat, Ikan Duyung, Kyai Amin, dan blok masjid At-Taqwa.

Miyang Kursin biasanya berangkat pukul 08.00 WIB dan pulang sekitar pukul 21.00 WIB, dengan hasil tangkapan utama adalah ikan tongkol (cakalan). Perolehan penghasilan yang didapat nelayan setiap melaut kisaran Rp 90.000 sampai Rp 150.00 atau bahkan bisa lebih. Biasanya ditambah dengan bagian ikan tongkol 1 atau 2 ekor (iwak-iwak ane), tergantung ukuran ikan tongkol hasil tangkapan.

Melaut ikut kapal kursin di Kranji dan Banjarwati merupakan alternatif yang rasional selagi musim rajungan sepi. Ikhtiar yang dilakukan nelayan, karena harus memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Jika dirinci kebutuhan keluarga nelayan sangat banyak dan beragam, seperti; biaya makan dan minum sehari-hari, biaya pendidikan bagi anak-anaknya, biaya pulsa listrik, dan kebutuhan lainya.

Imam Syafi’i, nelayan babakan Sidodadi Sukunan, menuturkan kepada reporter lintasjatimnews.com, Kamis (2/11/2023), “Sebulan lebih nelayan kecil Desa Paciran mengalami musim sepi tangkapan rajungan sehingga sebagian beralih melaut ikut kapal kursin desa Kranji dan Banjarwati,” tuturnya.

“Alhamdulillah, hasilnya mampu digunakan untuk menyambung hidup bagi keluarganya. Beberapa teman dan tetangga selama tiga hari mendapatkan bagian 500 ribu dan masih mendapatkan bagian ikan tongkol. Sempat dua hari tidak melaut karena kondisi angin kecang,” pungkasnya.

Nelayan lain dari blok Watu Bolong, Ahmad Amin, menceritakan, “Kondisi miyang rajungan memang benar-benar sepi sekitar dua bulan, sehingga saya dan teman-teman nelayan lainnya miyang kursin di Kranji dan ada yang di Banjarwati. Alhamdulillah, saya bersyukur hasil cukup untuk menghidupi keluarga,” ceritanya.

“Sekitar sebulan kemarin, sebagian nelayan kecil miyang (melaut) nyontok mencari rebon (udang kecil bahan terasi). Namun sekarang tangkapan rebon juga telah sepi sehingga teman-teman nelayan beralih melaut kursin. Kami senantiasa berdoa, semoga musim tangkapan rajungan segera tiba dengan hasil yang melimpah,” tuturnya.

Reporter: Efendy