GRESIK Lintasjatimnews.com – kasus kekerasan terhadap SAH menjadi atensi Satreskrim Polres Gresik. Kini korban mengalami kebutaan pada mata kanan. Sabtu (16/9) Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) mengumpulkan barang bukti dan keterangan (pulbaket) di lokasi kejadian, yakni SDN 236 Gresik.
Tim penyidik telah memeriksa empat saksi atas peristiwa yang terjadi pada 7 Agustus itu. Termasuk meminta keterangan dari korban tentang kronologi kejadian.
’’Setidaknya kami telah menemukan gambaran awal. Hal itu membantu proses pembuktian yang tengah didalami tim penyidik,’’ ungkap Kanitreskrim Polsek Menganti Ipda Ekhwan Hudin.Gambaran yang dimaksud, antara lain, tempat kejadian perkara (TKP) saat korban mendapat kekerasan. Yakni, di lorong, berdekatan dengan ruang guru dan pagar. Dari keterangan yang didapat, peristiwa itu dilakukan seorang bocah dari sekolah lain.
’’Tentu masih perlu didalami. Rangkaian proses penyelidikan akan terus dilakukan,’’ tuturnya.
Unit PPA Polres Gresik juga telah mengumpulkan barang bukti. Salah satunya file rekaman closed circuit television (CCTV) yang merekam aksi kekerasan.
’’Ada lima kamera yang terpasang di sekolah. Seluruh video rekaman masih kami periksa,’’ papar Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan.
pihaknya telah memeriksa empat saksi dari pihak korban Pihaknya juga menjadwalkan pemeriksaan saksi dari pihak guru selaku penanggung jawab sekolah. ’’Kami jadwalkan pekan depan,’’ jelasnya. Jika ada indikasi kelalaian maupun unsur pidana, tidak tertutup kemungkinan akan ada penetapan tersangka.
’’sebelum itu, kami akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Mohon waktu untuk proses penyelidikan lebih lanjut,’’ tandasnya.
Kepala SDN 236 Gresik Umi Latifah enggan berbicara banyak setelah bertemu pihak Polres Gresik, dinas pendidikan (dispendik), dan orang tua korban kemaren.Dia langsung masuk ke ruang guru sembari menghindari awak media. ’’Maaf, saya punya hak untuk tidak bicara,” tegasnya.
Saat awak media lintasjatimnews berkunjung ke rumahnya kemarin (16/9), SAH tampak sedih. Bagaimana tidak sedih Penglihatan anak pertama Samsul Arif dan Kiki Ramadani itu hanya berfungsi separo. Ketika mata kirinya ditutup, bocah 8 tahun tersebut tidak bisa melihat apapun.Saat mata kanannya ditutup, SAH harus memosisikan mata kirinya dengan tepat untuk bisa melihat jelas.
Peristiwa tragis itu terjadi pada 7 Agustus lalu setelah mata kanan siswa kelas II SDN 236 Gresik tersebut ditusuk dengan menggunakan tusuk bakso oleh siswa lain.
Dia di panggil siswa lain yang merupakan kakak kelas,SAH menghampiri siswa yang kemudian membawanya ke lorong sekolah. Siswa itu meminta uang kepada SAH, lalu menusuk mata kanannya dengan tusuk bakso dari bambu hingga berdarah karena tak diberi uang.
Sedih,Sekarang mata kanan SAH sudah tidak berfungsi lagi.mata itu tidak melihat apa pun. Rasa sakit dirasakan selama dua minggu pasca kejadian. Bahkan, untuk bisa dibuka, matanya perlu ditetesi obat terlebih dahulu. Aksi pemalakan terhadap SAH ternyata terjadi sejak dia kelas I. Namun, perundungan itu tak pernah diungkap.
’’Ada guru yang sering ngasih uang ke SAH karena tahu tidak punya uang. Tapi, tidak digali lebih jauh dan anaknya tidak pernah cerita ke kami,” ucap Samsul Arif, ayah SAH
Setiap berangkat sekolah, SAH selalu diberi uang saku oleh ibunya. Paling sering Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) Tapi SAH tidak sering jajan saat jam istirahat lantaran uangnya diminta siswa yang menusuk matanya.
“pernah didorong hingga terjatuh oleh pelaku. Saat itu, dia enggan memberikan uangnya,Saya tidak kenal siapa, tapi wajahnya tahu,” kata SAH, didepan awakmedia.
Kini SAH sudah tidak masuk sekolah selama 42 hari. Dia trauma dan takut. Terlebih, pihak sekolah tidak memperhatikan kejadian tersebut dengan maksimal. ’’Bahkan, ketika melihat darah menempel di baju anak saya, malah terlontar itu cuma saus,” ujar Samsul.
Bapak tiga anak itu bingung dengan masa depan anaknya. Mata kanannya tidak bisa melihat. Membaca dan mengaji pun kesulitan. Padahal, waktu kecil, SAH selalu bilang kepada ayahnya bahwa dia ingin pintar dan hafal Alquran. Dia juga ingin menjadi polisi. ’’Biar bisa memenjarakan penjahat,” ucap SAH.
SAH masih akan menjalani pemeriksaan akhir di RSUD dr Soetomo akhir bulan ini. ’’Katanya ada saraf yang terganggu. Penyebab sarafnya tidak berfungsi nanti diperiksa lebih lanjut,” pungkas Samsul.
Reporter Budihariyanto