LAMONGAN intasjatimnews.com – Dalam rangka menyosialisasikan program kesehatan dan membangun kerjasama lintas sektor, Puskesmas Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan menyelenggarakan Rapat, Mini Lokakarya Lintas Sektor, bertempat di aula lantai 2 Puskesmas Laren, Kamis (14/09/2023).
Kegiatan yang melibatkan Forkompimcam tersebut direncakan akan dilaksanakan sedikitnya dua kali dalam setahun. Hadir dan sekaligus memberikan sambutan arahan dalam Rapat tersebut Forkompimcam: Danramil, Polsek, dan Sekretaris Kecamatan Laren. Kegiatan tersebut diikuti oleh para kepala UPT di Kecamatan Laren, Kepala SMP Negeri, Seluruh kepala desa sekecamatan Laren, serta Istri kepala desa sekecamatan Laren.
Mewakili Camat Kecamatan Laren, Sekcam, Kunjali, S.H, M.M. diberi kesempatan awal memberikan sambutan arahan. Dalam sambutannya Kunjali mengungkapkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bukanlah menjadi tanggung jawab sektor kesehatan atau puskesmas semata tetapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama secara kolektif, semua elemen stakeholder dan masyarakat.
Lebih lanjut, Kunjali menjelaskan bahwa kesehatan memiliki relasi dan dampak besar pada semua sektor seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya. Hal tersebut tidak akan berjalan jika pelaku atau manusianya tidak sehat. Oleh karena itu, Kunjali berharap semua komponen, pemerintah kecamatan maupun desa, puskesmas, tokoh masyarakat, tokoh agama kader posyandu harus bersinergi, bekerja sama dalam berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah Kecamatan Laren
Sementara itu, Kepala Puskesmas Laren, Dokter Tri Puji Hastuti, menginformasikan bahwa di Jawa Timur ada dua kabupaten yang mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) Campak, yaitu Kabupaten Situbondo dan Lamongan. Di Lamongan terjadi di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Brondong dan Laren. Di kedua kecamatan tersebut tingkat capaian imunisasi campak masih rendah.
Dengan kejadian KLB tersebut, Kemenkes melaksanakan program ORI (Outbreak Response Immunisation. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya pengendalian KLB. Karena KLB terjadi di Kecamatan Brondong dan Paciran maka Kecamatan Laren dan Solokuro dimungkinkan akan menjadi sasaran program ORI.
Sasaran imunisasi tambahan ORI adalah ana-anak usia 1 sampai 10 tahun. Oleh karena itu imunisasi sasarannya di Posyandu, SPS, TK, dan SD. SD dilaksakanan bersamaan program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada bulan Oktober . Pemberian vaksinasi pada anak SD bertujuan untuk memperpanjang antibodi atau kekebalan tubuh terhadap penyakit campak.
Dokter Puji berharap kepada seluruh kepala desa dan Ibu Kepala Desa serta tokoh masyarakat untuk ikut membenatu memberikan penjelasan kepada warga masyarakat tentang pentingnya vaksinasi bagi kesehatan anak. Oleh karena orang tua yang mempunyai anak 1-10 tahun hendaknya dengan sukarela menganbtarkan putra/putrinya untuk divaksinasi dan tidak menolak manakala ada kegiatan imunisasi.
Pada kesempatan tersebut, Puji juga menginformasikan bahwa puskesmas Laren akan menghadapai tim asesor atau surveyor akreditasi Puskesmas. Dirinya mohon doa supaya kegiatan kareditasi berjalan degan lancar dan tetap mendapatkan openilaian yang terbaik dari tim surveyor. Puji juga mohion izin pada kepala desa, manakala Bidan Desa pada pekan-pekan sebkum akredutasi tidak hadur di Balai Desa karen mereka sedang mebantu menyiapkan bukti fisik menghadapi akreditasi Puskesmas.
Dalam pertemuan tersebut juga terungkap di salah satu desa ada empat anak yang terserang campak, karena orang tuanya menolak vaksinasi bagi anaknya. Bapak Timbang, Ketua Forum MPP (Masyarakat Peduli Puskesmas) berharap agar para kader posyandu diusulkan mendapat reward atas kerhjanya dalam mebantu menyukseskan program-program puskesmas di desa.
Reporter: M. Said