MOJOKERTO Lintasjatimnews.com – Sesi Materi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah yg disampaikan oleh Dr. M. Sholihin Fanani, M.PSDM pada Baitul Arqom Dokter Muda UM Surabaya (8 September 2023) mengundang perhatian peserta dan sangat berkesan.
Pasalnya materi yang disampaikan di Graha Umsida, Trawas itu disampaikan ditengah aturan yang telah disepakati oleh peserta yakni menyematkan panggilan Bro dan Sis untuk masing-masing kepada Laki-Laki maupun Perempuan dalam forum tersebut.
Jika ada yang melanggar peraturan atau tidak menyematkan Bro/Sis pada awal nama yang dipanggil maka konsekuensinya adalah memasukkan uang Rp 1.000,- pada kotak yang telah tersedia dan akan dihitung pada akhir kegiatan untuk disedekahkan pada Panti Asuhan.
Ternyata, Dr. Sholihin Fanani telah membawa kumpulan uang kertas Rp 2.000an untuk dimasukkan di kotak. “Saya sudah punya firasat ini, karena tahun lalu saya tombok banyak. Jadi hari ini saya sudah persiapan bawa uang banyak dari rumah”. Sontak pernyataan ini mengundang tawa peserta dan semakin semangat menyimak materi yang disampaikan.
Dr. Sholihin Fanani membuka materinya dengan candaan “Matan beda dengan mantan lo ya”, lanjutnya “Kader Muhammadiyah harus paham keyakinan Muhammadiyah, meski bukan orang Muhammadiyah tapi kalian sebagai kader pendidikan Muhammadiyah harus paham.”
MKCH dirumuskan dan ditetapkan dalam tanwir-Musyawarah Nasional setingkat dibawah Muktamar, di Ponorogo pada 1969.
Dr. Sholihin menyampaikan bahwa rumusan MKCH terdiri dari 5 pokok pikiran yg dibagi menjadi 3 kelompok:
- Muhammadiyah adalah gerakan islam dakwah amar makruf nahi munkar, beraqidah islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat yg adil dan makmur yg diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.
Dia juga menambahkan “Manusia diberi akal, hati nurani, rasul, kitab suci, dan hidayah
4 selalu diberikan kepada Manusia, tapi tidak semua orang mendapatkan hidayah.” Jika tidak dapat hidayah maka orang tidak bisa menjadi baik. Sebaliknya jika mendapat hidayah maka orang tersebut bisa menjadi baik. Lanjutnya
- Muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Mengajarkan akhlaq
Dr. Sholihin mengungkapkan beberapa alasan Muhammadiyah tidak mempunyai Mahdzab. “Muhammadiyah menghargai para ulama, Muhammadiyah berijtihad, Muhammadiyah menghargai perkembangan ilmu pengetahuan”. Maka dengan itulah disebut Islam Berkemajuan
Salah satu upaya warga Muhammadiyah dalam menjaga Aqidah adalah menghindari TBC (Tahayyul, Bid’ah, Khurofat). Dalam beribadah dan bermu’amalah warga Muhammadiyah harus memperhatikan landasan Al-Qur’an dan As-Sunnah. “Prinsipnya, ibadah kepada Allah tidak boleh dimodifikasi, dan Mu’amalah (hubungan sesama manusia harus baik).”
“Bro dan Sis Kalau mau ditolong Allah, maka tolonglah orang lain. Saya termasuk orang yg ditolong Allah lewat Muhammadiyah. Orang tua saya petani, adik saya tidak ada yg sekolah lanjut.” Kenang beliau sekaligus memotivasi para peserta.
- Muhammadiyah mengajak seluruh lapisan bangsa Indonesia yg telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yg mempunyai sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yg berlandaskan Pancasila sehingga menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.
Dr. Sholihin mengungkapkan, ada 5 kesadaran yg bangun dalam Muhammadiyah:
- Kesadaran Kolektifitas
- Kesadaran Humanitas
- Kesadaran Spiritualitas
- Kesadaran Moralitas
- Kedasaran Profesionalitas
Dan Inti bermuhammadiyah ada 4, yaitu:
- Berislam dengan kaaffah
- Berorganisasi dengan amanah
- Berdakwah dengan istiqomah
- Berkorban dengan ikhlas
Reporter: Alfain Jalaluddin Ramadlan