LAMONGAN lintasjatimews.com – Bekerja sama dengan UPTD Dinas Sidoarjo, Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan menyelenggarakan Sosialiasi Program Inklusi, Disiplin Positif, dan Asesmen Nasional, Selasa (29/08/2023). Kegiatan tersebut diikuti 48 SMP Negeri, masing-masing tiga orang peserta: kepala sekolah, waka urusan kurikulum, dan koordinator BK.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Ir. Munif Syarif, M.M dalam sambutannya mengungkapkan bahwa, kegiatan ini tujuan utamanya untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan di Kabupaten Lamongan, termasuk layanan pendidikan inklusi.
Munif mengungkapkan, dalam berbagai kesempatan Bapak Bupati Lamongan menyampaikan bahwa masyarakat tidak boleh beralasan tidak menyekolahkan anaknya karena tidak ada biaya atau tidak menyekolahkan anaknya karena difabel.
Pemerintah Kabupaten Lamongan telah menyediakan biasiswa melalui program perintis. Biasiswa bagi anak dari keluarga yang tidak mampu, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Biasiswa bagi anak yang berprestasi, juga beasiswa bagi guru yang ingin melanjutkan program S2 dan biasiswa bagi guru yang ingin memperdalam ilmu tentang program inklusi. Sekolah tidak boleh menolak anak yang berkebutuhan khusus.
Lebih lanjut Munif mengingatkan kepada peserta bahwa guru itu memiliki empat kompetensi yang tidak dimiliki oleh pegawai yang lain. Dengan penguasaan kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional maka guru dapat melakukan hal yang semestinya dilakukan guru yang tentunya sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Sudah barang tentu guru juga paham apa yang seharusnya tidak dilakukan kepada peserta didiknya
Di dalam kurikulum merdeka ini, guru dituntut untuk memberikan layanan dengan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan bagi peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Jangan sampai terjadi karena kesengajaan ataupun khilaf, terjadi perundungan di sekolah, baik perundungan guru kepada anak, anak dengan anak, pegawai dengan pegawai, maupun anak terhadap gurunya.
Sebagai seorang pendidik, seharusnya lebih bisa mengendalikan dan menahan diri bila menghadapi persoalan yang rumit. Jangan dipikir sendiri jika menghadapi persoalan, berbagilah dengan rekan guru lain juga dengan kepala sekolah.
Demikian pula kepala sekolah. Jika menghadapi persoalan hendaknya selalu bersinergi dan berkoordinasi. jangan merasa sendiri. Kepala sekolah punya pengawas, punya Kabid, juga punya kadin. Jika bisa membangun koordinasi dan sinergi dengan baik, insyaallah persoalan bisa dihadapi bersama dan tentu akan lebih ringan dan mudah menemukan solusinya.
Munif juga menekankam agar kepala sekolah dengan jajarannya berusaha dengan maksimal menjadikan sekolah yang sehat, sekolah yang aman, dan sekolah yang ramah anak.
Dengan diselenggarakannya sosialisasi program inklusi, dirinya berharap, ke depan ada sekolah yang menyelenggarakan program inklusi sebagaimana yang diterapkan di Sidoarjo.
Munif menyampaikan terima kasih kepada tim narasumber dari UPTD ABK Sidoarjo yang bersedia memberikan sosialisasi program pendidikan inklusi di Lamongan. Semoga ke depan Lamongan bisa mengikuti jejak Sidoarjo dalam memberikan layanan pendidikan inklusi.
Tim dari UPTD ABK dipimpin langsung oleh Kepala UPTD ABK, Nishrina Khamida, M.Psi., P bersama tiga staf lainnya, yaitu Alvie Syarifa, M.Psi., Psikolog, Psiikolog Klinis UPTD ABK, dan dua orang tenaga terapis / pamong belajar:
Nauul Fatcheyah, S.Pd.SD dan Cintya Mreta Nirmalasari, S.Pd.
Reporte: M.Said