Anjila Kencana, Hadir di Taman Budaya Oleh Ki Tatuko Aji

Listen to this article

SURABAYA lintasjatimnews.com – Taman Budaya Jawa Timur akan menyelenggarakan Pergelaran Wayang Kulit bersama Dalang Ki Tetuko Aji dari Kabupaten Mojokerto. Lakon yang akan ditampilkan adalah Anjila Kencana.

Pergelaran akan dilaksanakan pada Jum’at, 11 Agustus 2022, jam 20.00 wib. Ki Tetuko Aji akan tampil diiringi grup karawitan Pringgondani dari Kabupaten Mojokerto.

Lakon Anjila Kencana, pada wayang kulit gaya Jawa Timuran memiliki kesamaan cerita pada cerita wayang kulit gaya Jawa Tengahan, Anoman Duta.

Anjila Kencana sendiri merupakan nama lain dari sosok Anoman pada wayang kulit gaya Jawatimuran. Pedalangan Jawa Timuran banyak terpengaruh Serat Kanda.

Kisah kelahiran Anoman di pewayangan Jawa Timuran, dimulai pada saat pengembaraan Rama, Dewi Sinta, dan Laksmana di hutan, pada masa pembuangan. Pada saat itu Dewi Sinta telah hamil muda. Suatu ketika, segera setelah Rama dan Dewi Sinta mandi di Telaga Tirta Sumala, dari tubuh mereka keluar bulu-bulu putih.

Tanpa diketahui sebabnya, tiba-tiba Dewi Sinta keguguran, dari rahim Sinta keluar gumpalan darah. Ramawijaya kemudian menyuruh Laksmana membungkus gumpalan darah itu dengan daun lumbu (talas), dengan menyertakan sebelah anting-anting emas miliknya ke dalam bungkusan itu.

Bungkusan itu lalu dilempar jauh-jauh oleh Laksmana. Tepat pada saat itu, Batara Guru yang sedang melanglang buana, menangkap bungkusan itu dan membawanya. Beberapa waktu kemudian, ketika dari angkasa Batara Guru melihat seorang wanita dengan tapa ngodok, tanpa busana.

Karena terpana melihat keindahan lekuk tubuh wanita itu, tanpa terasa bungkusan yang dipegangnya jatuh tepat di hadapan sang Tapa. Sementara itu, karena birahinya menggejolak, jatuhlah kama benih (mani) Batara Guru, tepat menimpa bungkusan itu.

Dewi Anjani segera memakan bungkusan daun talas itu. Maka, hamillah Dewi Anjani. Ketika kemudian lahir, bayi yang berujud kera putih itu dinamai Anjali Kencana.

Dalam pedalangan gagrak Jawa Timuran, nama Anoman baru disandang setelah ia menjadi utusan Ramawijaya ke Alengka untuk menjumpai Dewi Sinta di Taman Argasoka. Di negara itu ia membunuh senapati raksasa bernama Ditya Kala Anoman, Ditya Kala Ndayapati, dan Ditya Kala Prabancana.

Nama-nama raksasa yang mati itu lalu diambil sebagai nama aliasnya. Sebelumnya, ia bernama Anjila Kencana. Setelah dewasa, oleh Batara Guru Anoman diperintahkan turun ke dunia untuk mengabdi pada Ramawijaya yang merupakan titisan Batara Wisnu.

Anoman menjumpai Rama dan Laksmana ketika kedua ksatria itu sedang dalam perjalanan menuju Kerajaan Alengka. Saat itu Anoman sedang diperintah Sugriwa raja Guwakiskenda mencari bantuan untuk mengalahkan Subali.

Setelah Rama membunuh Resi Subali, Sugriwa menyatakan bersedia membantu usaha Rama membebaskan Dewi Sinta dengan mengerahkan seluruh bala tentara keranya.

Kesetiaan Anjila Kencana kepada Sri Rama dibuktikan melalui perannya menjadi duta agung menuju ke Negara Alengka. Berbagai cobaan bahkan dari kalangan prajurit Ayodyapala Pancawatipun dapat ia redam dengan bijak.

Pertemuan dengan Dewi Shinta di Taman Ashoka menjadi pertanda bahwa cinta kasih Rama-Shinta masih terjalin kuat melalui Cincin dari Sri Rama dan Kancing Gelung sang Shinta.

Kedatangan Anjila Kencana juga membawa pesan bagi para prajurit Alengka tentang kesaktian Sri Rama melalui tindakannya membumi hanguskan Negara Alengka.

Dalang Ki Tetuko Aji adalah pemuda potensial yang tinggal di Dusun Murung RT.001/RW.004, Desa Jiyu Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto. Disamping sebagai dalang juga menjadi pimpinan Grup Karawitan Pringgondani yang beralamat di rumahnya.

Reporter: CakBAS.