GRESIK lintasjatimnews.com – Maraknya penyalahgunaan data pribadi serta tipu-menipu di dunia digital menjadi keprihatinan bersama. Apalagi jika korbannya adalah warga desa yang masih gagap teknologi. Kiranya perlu upaya bersama untuk mengatasinya. Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) peduli untuk melakukan upaya pencegahannya.
Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Glindah, Kec. Kedamean, Kab. Gresik mereka mengadakan penyuluhan dan sosialisasi mengenai tata cara pengamanan data pribadi yang tersimpan di dalam dunia digital. Peserta KKN ke-27 tahun 2023 itu juga memberi penyadaran agar warga desa waspada terhadap jebakan penipuan yang sekarang makin meraja lela di dunia online. Masyarakat diajak jangan gampang teperdaya dengan janji palsu dan iming-iming menarik di medsos.
Selain itu mahasiswa yang KKN selama tiga pekan itu juga bergerak di bidang kesehatan, turut menanamkan budaya hidup sehat dan bersih. Kepala Dusun Glindah Lor, Warno, mengatakan bahwa dirinya senang dengan adanya mahasiswa KKN di wilayahnya. “Mereka banyak membantu kami di sini. Macam-macam. Mulai dari mengajari anak-anak SD, membantu di Posyandu, PKK, dan mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis,” katanya
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Desa Glindah karena bersedia menerima mahasiswa Unusa. “Terima kasih ini penting saya haturkan, karena sekarang tidak semua desa mau ditempati mahasiswa KKN. Malah sempat viral di medsos ada mahasiswa KKN dari sebuah perguruan tinggi diusir dari desa karena ada persoalan yang berkait dengan ketersinggungan,” katanya.
Untuk itu dirinya berharap, agar segenap pamong desa bersedia membimbing mahasiswa yang ber-KKN di desa Glindah agar mereka mendapat pelajaran berharga yaitu ilmu tentang srawung (bergaul) dengan masyarakat luas.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, pada Kamis (3/8) siang di pendapa Desa Glindah, juga diadakan sosialisasi dan pelatihan budi daya maggot kepada warga setempat. Melalui paparan slide serta contoh nyata, Alsa Savira Srihandini, mahasiswi Unusa mengenalkan tentang maggot serta cara mengembangbiakkannya.
Kemudian Anisa Raura dari Prodi Manajemen melanjutkan dengan memperkenalkan kalkulasi bisnisnya.
Dijelaskan Alsa, maggot adalah larva dari serangga Hermetia illucens atau lebih viral disebut Black Soldier Flies (BSF) atau lalat tentara hitam. Serangga ini memakan material organik dan tidak menjadi medium penyakit. “Jadi maggot tidak sama dengan belatung. Jika belatung berperan sebagai vektor penyakit, maka maggot justru berperan sebagai agen perombak organik,” kata mahasiswi Prodi Kedokteran semester VI itu.
Menurutnya, maggot yang berumur 20-25 hari dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan, pakan ayam, bebek, burung, hingga reptil. Larva ini mengandung nutrisi tinggi terutama protein dan lemak. Sangat bagus dibuat sebagai pakan ternak karena dapat berfungsi sebagai pengganti AGP (antibiotic growth promotor), meningkatkan daya tahan tubuh ternak terhadap bakteri dan jamur, serta jenis asam aminonya lengkap.
Dalam paparan Anisa Raura, budi daya maggot relatif mudah dan murah serta bernilai ekonomis yang tinggi. Sudah ramai dipasarkan secara online dan ternyata laris manis. Harga maggot kering berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu per satu ons.
Budi daya maggot tidak butuh tempat yang luas. Bisa dijalankan sebagai usaha skala rumahan, meskipun juga bisa diproduksi dalam skala industri. “Makannya tidak rewel. Maggot mau memakan sampah organik apa saja, asal teksturnya jangan terlalu keras,” katanya.
Reporter: ahmad