SURABAYA lintasjatimnews.com – Produsen kertas PT Suparma Tbk (SPMA) mencatatkan penjualan bersih untuk periode lima bulan 2023 sebesar Rp 1.083,1 miliar atau setara dengan 33,8% dari target penjualan bersih Suparma tahun 2023 yang sebesar Rp 3.200 miliar.
Direktur Suparma, Hendro Luhur mengatakan, Kuantitas penjualan kertas Suparma dalam lima bulan 2023 itu sebesar 82.849MT atau setara dengan 32,8% dari target kuantitas penjualan produk kertas tahun 2023 yang sebesar 252.400 MT.
“Sedangkan untuk hasil produksi kertas Suparma pada periode lima bulan tahun 2023 sebesar 90.071 MT atau setara dengan 36,2% dari target produksi kertas tahun 2023 yang sebesar 248.600 MT,” Ujarnya.
Perseroan juga, lanjut Hendro, akan menginvestasikan pembelian steam boiler yang lebih ramah lingkungan pada tahun 2023, rencana belanja modal disiapkan dengan anggaran kurang lebih USD 10 juta.
Nantinya Steam Boiler baru tersebut akan meningkatkan kapasitas keluaran steam yang digunakan untuk proses pengeringan kertas sebesar 16% dari semula 155 Ton/hari menjadi 180 Ton/hari.
Steam Boiler yang baru lebih ramah lingkungan karena ditunjang dengan spesifikasi penggunaan bahan baku batu bara sebesar 25% atau sekitar 60% lebih rendah dibandingkan Steam Boiler Suparma yang sudah ada, serta sisanya memanfaatkan limbah sludge IPAL, limbah plastik dan limbah kayu untuk diubah menjadi energi panas.
Selain itu, terang Hendro, dalam RUPS kali ini, Suparma memutuskan tidak membagikan Dividen Tunai, meskipun laba komprehensif tahun berjalan 2022 Suparma meningkat 4,8% dibandingkan laba komprehensif tahun berjalan 2021 menjadi Rp 330,5 miliar. Setelah dikurangi pembentukan dana cadangan wajib sebesar Rp 20 miliar, sisa laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 310,5 miliar digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Suparma dan untuk investasi yang sebagian besar bertujuan untuk peningkatan kapasitas mesin de-inking serta investasi Steam Boiler yang lebih ramah lingkungan.
Sekadar tahu, pada Tahun 2022, penjualan bersih Suparma mencapai Rp 3.138,1 miliar atau mengalami pertumbuhan 12,3% dibandingkan dengan penjualan bersih tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan bersih tersebut terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas Suparma pada tahun 2022 sebesar 13,1% dibandingkan harga jual rata-ratanya di tahun 2021. Sedangkan kuantitas penjualan produk kertas Suparma selama tahun 2022 mencapai 212,1 ribu MT.
Naiknya penjualan bersih Suparma yang melebihi kenaikan beban pokok penjualan menyebabkan marjin laba kotor tahun 2022 mengalami peningkatan menjadi 22,9% dari semula 21,1% di tahun 2021. Sepanjang tahun 2022, beban penjualan mengalami kenaikan sebesar 14,1% yang terutama disebabkan oleh meningkatnya beban ekspor dan pengangkutan sebesar 11,3%. Sedangkan beban umum dan administrasi mengalami penurunan sebesar 2,8% yang terutama disebabkan oleh menurunnya biaya penanganan Covid-19 sebesar 79,3% seiring dengan kasus Covid-19 yang semakin rendah di Perseroan selama tahun 2022.
Meskipun beban keuangan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 10,9% dari semula Rp 33,1 miliar di tahun 2021 menjadi Rp 36,7 miliar di tahun 2022, laba sebelum taksiran beban pajak, laba tahun berjalan dan laba komprehensif tahun berjalan Perseroan naik masing-masing menjadi sebesar Rp 431,4 miliar, Rp 336,1 miliar dan Rp 330,8 miliar atau masing-masing meningkat 14,3%, 14,2% dan 4,8%.
Reporter : Achmad.