SURABAYA lintasjatimnews.com – DISBUDPAR Jatim lewat UPT Taman Budaya Jatim menggelar panggung ekspresi 2023 dari sanggar tari PLT Bagong Kassudiardja. Persembahan Spesial Fragmentari Suroloyo Wrehaspati, seri Ciptaning Mintaraga. Dinas kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu (18/06/2023) pukul 14:00 WIB, di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur Jl. Gentengkali 85 Surabaya, dan dibuka langsung oleh Dr. Hudiyono, M.Si selaku kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur.
Dalam acara pagelaran ini juga dihadiri oleh Dra. Niken Probo Laras, S. Sos., M.H selaku Kadisbud (Kundha Kabudayan) dari Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bpk. Nasip selaku Sekretaris Dusbud Kulonprogo, serta Siti Isnaini selaku Kabid Warisan Budaya Kulonprogo.
Pertunjukan Fragmentari Suroloyo Wrehaspati, dengan serial Ciptaning Mintaraga merupakan sebuah karya Inovatif dan Edukatif ini terilhami dari folklor masyarakat, tentang pertapaan mintaraga di puncak Suroloyo, Samigaluh, Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dikisahkan Arjuna sebagai penengah Pandawa yang terkenal kesatria pilihan dewa, harus mengalami kekalahan melawan raksasa mamangmurka, adapun Semar sebagai pamomong Pandawa memberikan wejangan kepada
Arjuna tentang hakekat hidup, bahwa manusia harus bisa “Nutupi Babahan Hawa Sanga” yang ada dalam dirinya.
Arjuna sadar bahwa ternyata selama ini dia hanya mengandalkan hawa nafsunya saja, sehingga hal inilah yang menyebabkan Arjuna kalah dari Mamangmurka. Selanjutnya dengan dasar wejangan dari Ki Lurah Semar, Arjuna pergi menuju ke gunung Indrakila untuk melakukan bertapa.
Sesampainya di Gua Mintaraga yang terletak di gunung Indrakila, Arjuna memuja semedi. Godaan silih
berganti, namun niat kuat Arjuna tidak goyah, hingga akhirnya Bathara Indra turun ke dunia dan memberikan sebuah anugerah kepada Arjuna berupa panah pasopati dan bergelar Ciptaning Mintaraga.
Dengan berbekal senjata panah pasopati yang merupakan manifestasi dari sebuah kekuatan dan tekad bulat Arjuna, akhirnya Arjuna (Ciptaning Mintaraga) telah berhasil mengalahkan Mamangmurka, hingga Mamangmurka menjelma menjadi Wraha (Babi Hutan) dan akhirnya tewas terkena panah Arjuna.
Pesan moral dari kemenangan Arjuna yang telah berhasil mengalahkan Mamangmurka bisa menjadi teladan, bahwa manusia hidup harus dapat mengendalikan hawa nafsu agar tercipta keseimbangan, keselamatan dan kebahagiaan dalam menghadapi kehidupan di alam dunia.
Pagelaran ini dimainkan oleh :
• Sutradara oleh Herida Damarwulan, M.Pd
• Penata Tari oleh Ghanang Jati Diaz Abadi, S.Pd
• Penata Iringan oleh Kelik Parjiyo
• Penata Artistik oleh Singgih Wibisana
• Penata Busana oleh Fitrianah Qomariah, S.Pd
Adapun Penarinya adalah :
- Arjuna (ciptaning mintaraga) : dr. Inggar Bagus Wicaksono 2. Mamangmurka: Herida Damarwulan, M.Pd
- Bathara Indra : Ghanang Jati Dia Abadi, S.Pd
- Semar : Wahyu Deva Prakasa
- Gareng: Dhandi Saputra
- Petruk : Nurma Saktiyas, S.Pd
- Bagong : Sindumurti
- Bidadari : Vetriyani, S.Pd, Rr. Risti Priharsiwi, M.Pd, Rahma Indrisari, M.Sn, Hanifah Retno Sayekti, Isni Cakrasalatiarni, S.Sn, Maria Ratnasari, A.P, Noviana Semendawai, S.Pd
- Rampak wraha : Oni Herianto, S.Pd, Agus Sulistya, A.P, Fandi Gilang Saputra, Anang Ma’ruf Kurniawan
Serta para Pengrawitnya adalah :
Kelik Parjiyo
, Swuh Brastha
, Yosi Bagaskara
, Ifta Elya
, Suparmi, Afien
, Aris
, Bambang Mulyono
, Adi
, Stefanus Agung
, Toyib, Kerry
, Seno
Pagelaran ini telah berhasil di produksi oleh Kundha Kabudayan Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta
Reporter : CakBAS.