SURABAYA lintasjatimnews.com – Prof. Dr. Ir. Dedid Cahya Happyanto, M.T. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu “Intelligent Control & Electric Vehicle” Departemen Teknik Elektro Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), hari ini Selasa (21/03/23).
Dalam kegiatan Sidang Senat Terbuka di Auditorium Lt.6 Gedung Pasca Sarjana Terapan PENS. Pengukuhan ini menambah jumlah Guru Besar PENS menjadi 4 orang, dengan berbagai bidang konsentrasi.
Direktur PENS, Aliridho Barakbah, S.Kom, Ph.D dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap sosok Prof. Dedid. Menurutnya Prof. Dedid adalah sosok yang agile dan sangat berpotensi dengan berbagai riset dan penelitian yang telah dilakukan.
“Saya sangat yakin, setelah dikukuhkannya Prof. Dedid hari ini, akan bertambah lagi karya-karya beliau baik riset maupun produk yang akan membawa kemanfaatan bagi kampus, masyarakat dan bahkan bangsa kita,”kata Aliridho.
Kecintaan Prof. Dedid pada bidang elektro diawali sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat itu beliau mengaku sangat bosan dengan pelajaran. “Seharusnya saya dapat menyelesaikan pendidikan dasar dalam 4 tahun saja.
Namun, karena ibu saya tidak yakin, maka SD saya selesaikan selama 5 tahun, jadi nambah setahun,”kisah beliau.
Prof. Dedid kecil tumbuh dalam passion elektro dan menyelesaikan studi S1 Teknik Elektro dengan predikat Cumlaude dari ITS. Jenjang Magister di tahun 2002 dan Doktoralnya di tahun 2012 pun diselesaikan di ITS.
Dalam pidatonya, Prof. Dedid menyampaikan betapa teknologi mobil listrik Smart Car yang saat ini telah dikembangakan diprediksi menjadi sebuah kebutuhan di masa depan. Relasi dengan IOT dan Big data serta dapat dikendalikan melalui komunikasi satelit merupakan sebuah tantangan pengembangan teknologi Smart Car.
“Saya membuka orasi ini dengan perkembangan mobil listrik, seiring dengan diterbitkannya PERPRES No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendataan bermotor Listrik berbasis Baterei untuk transportasi jalan.
Dan, saat ini teknologi mobil listrik telah makin canggih, dimana mobil dapat mendiagnosa dirinya sendiri jika mengalami gangguan hingga pengaplikasian sistem autonomous, “terang beliau.
Tak tanggung-tanggung, teknologi mobil pintar atau Smart Car Technology yang dikembangkan beliau ini telah dipatenkan di KEMENKUM HAM RI dengan topik “V-Health Rest” (Vehicle Health Report Assistant).
Teknologi yang mengarah pada peningkatan kenyamanan pengguna, termasuk pelayanan dan keamanannya inilah yang kemudian dapat mengantarkan Indonesia menuju Indonesia Smart City.
Prof. Dedid pun menyampaikan jika hal ini tidak selalu mulus. “Berbagai kendala, seperti ketersediaan spare part tentunya menjadi hal yang saat ini juga harus menjadi perhatian. Spare part yang tadinya mayoritas harus impor, kini sebagian sudah mulai tersedia dan diproduksi di Indonesia.
Jika spare part, sensor dan semua alat pendukungnya tersedia, maka proses instalasi dan pemrograman bisa dilakukan di sini. Otomatis kendala-kendala ini bisa diselesaikan,” lanjut pemilik 6 paten Hak Kekayaan Intelektual (2 di antaranya dalam progress, red.) ini.
Selain Paten, Prof. Dedid tercatat memiliki 2 Disain Industri untuk Mesin Pemecah Biji Salak dan Mesin Homogenizer, serta 4 Hak Cipta. Beliau pun menjadi salah satu Co-Founder EMS-IoT yang memiliki 2 Merek Dagang Produk.
Reporter Rofara