Keberadaan Patilasan Batu Rantai yang Terlupakan dengan Perkembangan Zaman saat ini

Listen to this article

PASURUAN lintasjatimnews.com – Sekitar tahun 2002, dibangunlah pendapa terbuka untuk melindungi batu patilasan batu rantai agar terhindar dari panas dan hujan. Semua warga masyarakat pun bisa datang ke sana. Asalkan berperilaku sopan dan pitutur yang baik dan tidak aneh-aneh.(21/03/23).

Hingga sampai sekarang patilasan batu rantai ini menjadi jujukan sejumlah warga dari luar daerah. Mereka datang ke patilasan ini dengan beragam tujuan yaitu ada yang hanya untuk ingintahu maupun hingga sampai ngalap berkah, tutur Sariono warga sekitar.

Adapun Patilasan Batu Rantai bisa ditempuh dengan menggunakan motor atau mobil, dari jalan raya nasional di Apollo, jaraknya sekitaran tiga kilometer. Sedangkan dari kantor Desa Bulusari, sekitar dua kilometer saja melewati jalan yang sudah berpaving dan sebagian beraspal.

Warga dari sekitar Pasuruan dan luar daerah kalau ke patilasan ini ada yang naik motor dan ada juga yang membawa mobil, sedangkan Parkir bisa di depan jalan beraspal. Untuk menuju Patilasan Batu Rantai, berjarak sekitar satu kilo dengan berjalan kaki karena harus melalui jalan setapak yang terjal. Tambah Sariono.

Selain dikeramatkan oleh warga, terutama di Dusun Jurang Pelen Satu dan Desa Bulusari, patilasan Batu Rantai juga dijadikan punden. Saat ruwat dusun acara dilakukan di sekitar patilasan Batu Rantai.

Batu rantai yang telah terbelah menjadi dua

Petilasan Batu Rantai berukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter. Kemudian tingginya 170 sentimeter hingga 2 meter, dan Posisi keberadaan batu itu tidak menempel di atas tanah, akan tetapi menancap ke dalam tanah.

Apabila digali, ukuran petilasan batu rantai lebih besar ketimbang yang terlihat. dikarenakan menancap ke tanah, bukan menempel di atas tanah.

Pada saat ini patilasan batu rantai batu nya yang sebelah barat sudah pecah. sempat dipecah oleh orang-orang yang mencari batu.(dahulu kala).

Setelah memecah batunya, orangnya kemudian menjadi gila dan tak lama kemudian meninggal. Dengan kejadian itulah, sekarang sudah tidak ada yang berani memecah batu itu lagi.

Tidak banyak yang tahu asal-usul pastinya dari patilasan Batu Rantai Selain cerita yang bersumber dari pitutur sesepuh desa dan disampaikan secara turun temurun.

Batu ini sejak zaman dahulu sudah ada, namanya Petilasan Batu Rantai. cerita dari para leluhur dan sesepuh desa setempat dulunya batu ini merupakan tempat berkumpulnya para sayid saat rapat. Imbuh sariono.

Reporter ahmad