MTsN Babat 2
Penyuluhan Bahaya Gerakan Separatis dan Terorisme di MTs Negeri 1 Lamongan

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews.com – Polsek Babat mengadakan Penyuluhan Bahaya Gerakan Separatis dan Terorisme. Kegiatan ini bertempat di MTs Negeri 1 Lamongan.

Kegiatan Penyuluhan Bahaya Gerakan Separatis dan Terorisme diikuti para sisw di MTs Negeri 1 Lamongan. Mereka adalah siswa pilihan di masing masing kelasnya

Waka Kesiswaan MTs Negeri 1 Lamongan Ainur Rofiq SPd MPd menjelaskan bahwa kegiatan Penyuluhan Bahaya Gerakan Separatis dan Terorisme ini bertujuan membangun rasa cinta tanah air dan memupuk rasa bangga menjadi bagian dari Bangsa Indonesia.

Lanjut Ainur Rofiq, apalagi mereka adalah generasi penerus banagsa yang harus selalu diberikan pendampingan dan ilmu untuk meneruskan perjuangan mengisi kemerdekaan ini. Mereka adalah generasi emas yang didambakan masyarakat

“Lebih mendasar lagi anak anak harus memiliki jiwa patriotisme dan cinta tanah air. Untuk itu sangatlah perlu ditanamkan sejak dini hub buul wathon,” ungkapnya

Sebagai nara sumber pada Penyuluhan Bahaya Gerakan Separatis dan Terorisme di MTs Negeri 1 Lamongan ini selaku pemateri adalah Aiptu Jadmiko dan Aiptu Sholikin anggota Binmas Polsek Babat.

Nara sumber Aiptu Sholikin menjelaskan bahwa terorisme bukan persoalan siapa pelaku, kelompok dan jaringannya. Namun, lebih dari itu terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar keyakinan, doktrin dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat.

Lanjut Aiptu Sholikin, tumbuh suburnya terorisme tergantung di lahan manan ia tumbuh dan berkembang. Jika ia hidup di tanah gersang, maka terorisme sulit menemukan tempat. Sebaliknya jika ia hidup di lahan yang subur maka ia akan cepat berkembang.

Aiptu Sholikin mengungkapkan, radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner. Menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan dan aksi-aksi yang ekstrim.

Lebih lanjut Aiptu Sholikin menambahkan faktor penyebab munculnya radikalisme antara lain pemahaman yang keliru atau sempit tentang ajaran agama yang dianutnya. Kemudian kesenjangan sosial atau iri hati atas keberhasilan orang lain dan ketidakadilan sosial atau diskriminasi yang dialami oleh sekelompok orang

“Termasuk kemiskinan dan dendam politik dengan menjadikan ajaran agama sebagai satu motivasi untuk membenarkan tindakannya,” jelas Aiptu Sholikin

Sementara itu Aiptu Jatmiko mengatakan bahwa anak anak muda dan generasi muda Indonesia sangat rentan terkena bahaya gerakan terorisme dan radikalisme. Untuk itu sejak dini perlu diantisipasi

Aiptu Jatmiko menjelaskan untuk pencegahan bahaya gerakan terorisme dan radikalisme ia berpesan agar para pendidik berperan untuk mengawasi kegiatan peserta didiknya. Mengawasi terhadap orang-orang asing yang keluar masuk di lingkungan sekolah

Kemudian Aiptu Jatmiko menambahkan para siswa agar tidak mudah menerima ajakan serta ajaran yang mengarah kepada kekerasan. Konsultasikan dengan para guru apabila menerima informasi yang bersumber dari medsos terutama hal yang berbasis agama

Di akhir paparannya Aiptu Jatmiko berharap kepada para guru untuk memberikan kegiatan ekstrakurikuler kepada para peserta didik yang berwawasan terhadap nilai-nilai luhur bangsa Indonesia

“Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi diri siswa, masyarakat dan bangsa,” pungkas Aiptu Jatmiko

Reporter : Fathurrahim Syuhadi