SURABAYA lintasjatimnews.com – Sarasehan Peningkatan Kinerja IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dan Mutu Pendidikan Dewan Pendidikan Dibuka Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan Provisinsi Jawa Timur DR Ir Wahid Wahyudi MT
Kegiatan yang bertempat di Hotel Surabaya Suites ini berlangsung selama tiga hari (14-16/12/2022) dan diikuti seratus peserta dari unsur Dewan Pendidikan Jatim, Perwakilan Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota, Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan perwakilan organisasi profesi pendidikan di Jatim
Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan Provisinsi Jawa Timur DR Ir Wahid Wahyudi MT mengapresiasi atas terselenggaranya Sarasehan Peningkatan Kinerja IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dan Mutu Pendidikan Dewan Pendidikan di Jawa Timur yang diselenggarakan Dewan Pendidikan ini
Dalam sambutannya mantan Penjabat Sekdaprov Jatim ini menyampaikan keberhasilan kenaikan IPM di Jawa Timur. Selama tiga tahun berturut turut kenaikan IPM Provinsi Jatim menjadi yang tertinggi dibandingkan Provinsi lain di pulau Jawa. Hal ini terjadi sejak tahun 2018-2019 diurutan kesepuluh, kemudian diurutan kelima di tahun 2019-2020 dan diurutan ketiga pada tahun 2020-2021.
Kemudian mantan Kepala Dinas Perhubungan LLAJ Jawa Timur ini menyampaikan komponen IPM Jatim pada tahun 2021 dapat disajikan bahwa Harapan Lama Sekolah (HLS) 13,36 tahun, Rata rata Lama Sekolah (RLS) 7,88 tahun, Umur Harapan Hidup (UHH) 71,38 tahun dan Pengeluaran Perkapita 11,707 satuan juta rupiah.
Pria kelahiran Lamongan ini juga menyampaikan permasalah percepatan IPM di Jawa Timur antara lain banyaknya ponpes yang tidak memiliki pendidikan formal (ponpes berbasis kitab kuning), perusahaan belum tentu menyetujui pengurangan jam bekerja untuk karyawan yang mengikuti pendidikan kesehatan, membutuhkan waktu relatif lama untuk mengikuti pendidikan kesetaraan.
Lanjut Penjabat Bupati Lamongan 2015-2016 kurangnya minat masyarakat mengikuti kesetaraan tanpa mendapatkan pengganti upah kerja, regulasi asesmen dilakukan pada profesi sedangkan bidang asesmen akademisi belum diatur dan Pemprof Jatim melakukan pembiayaan lebih dari 50 % kepada pendidikan menengah dan khusus tetapi tidak berdampak signifikan karena pengukuran BPS 25 tahun.
Diakhir pemaparannya Ketua Umum IKA ITS Wilayah Jatim menyampaikan bahwa pada Februari 2022, penduduk bekerja di Jawa Timur masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan SD ke bawah yaitu sebanyak 43,50 persen. Sementara tenaga kerja yang berpendidikan tinggi yaitu Diploma dan Universitas sebesar 2,37 juta orang atau 10,80 persen.
Lebih lanjut Wahid Wahyudi menyebutkan distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama baik pada Februari 2021 maupun Februari 2022. Dibandingkan dengan Februari 2021, persentase tenaga kerja dengan pendidikan SD ke bawah, Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Universitas mengalami peningkatan. Sebaliknya, tenaga kerja dengan ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Diploma mengalami penurunan.
“SDM unggul adalah modal dasar kemajuan bangsa. SDM unggul hanya dapat dibangun melalui pendidikan,” pungkas Komisaris Jatim Graha Utama (JGU) yang merupakan BUMD milik provinsi Jatim
Reporter : Fathurrahim Syuhadi