Laut Matinya Indonesia Adalah Pantai Tureloto Nias

Listen to this article

NIAS lintasjatimnews – Laut mati di Indonesia terletak di daerah Nias, Sumatera Utara tepatnya di Pantai Tureloto, Kecamatan Lahewa. Hingga saat ini pantai tersebut sering dijadikan destinasi wisata alam oleh masyarakat lokal.

Disebut sebagai laut mati karena pada dasarnya laut di Pantai Tureloto ini bisa membuat manusia terapung di atas laut. Jadi, jika seseorang berenang di sana pun tidak khawatir akan tenggelam, karena akibat dari kadar garam yang tinggi sehingga mampu untuk menopang tubuh manusia.

Menegok sedikit ke arah pantai, dalam radius 100 meter wisatawan akan melihat banyaknya batu karang sekitar di pesisir pantai.

Kabarnya, hal tersebut disebabkan karena gempa dan tsunami yang pernah melanda pesisir pantai Sumatera pada tahun 2004 lalu. Akibat dari peristiwa tersebut, batu-batu karang itu naik ke permukaan dan berkumpul layaknya membentuk sebuah beberapa benteng.

Bentuk karangnya pun juga sangat unik dan beragam. Ada yang berbentuk lingkaran atau adapula yang menonjol menyerupai otak manusia. Masyarakat setempat pun menyebutnya dengan batu otak.

Tak hanya itu, wisatawan juga bisa melihat panorama keindahan laut yang dapat merefleksikan mata. Air laut di Pantai Tureloto dihiasi dengan gradasi berwarna biru kehijauan.

Jika laut pada umumnya bisa untuk surfing, maka berbeda dengan di laut ini. Wisatawan tidak akan bisa melakukan hal tersebut. Hal ini disebabkan karena laut tersebut tidak memiliki ombak yang besar seperti laut pada umumnya. Padahal laut tersebut berdekatan langsung dengan Samudera Hindia.

Meskipun demikian, wisatawan masih bisa menikmati pemandangan biota bawah laut tak kalah menarik. Wisatawan akan bisa melihat keindahan terumbu karang dengan mata telanjang tanpa harus menyelam ke dalam laut.

Selain itu, berburu matahari terbenam atau sunset juga merupakan hal wajib jika berkunjung ke pantai tersebut. Wisatawan akan merasa tersihir ketika melihat indahnya warna jingga yang melukis langit sambil menikmati suasana pantai di penghujung hari.

Reporter Belly sabara