MALANG lintasjatimnews – Polri tetapkan enam orang sebagai tersangka terkait tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang, di mana tiga di antaranya ialah personel Polri.
Dua di antara polisi yang menjadi tersangka diduga merupakan pemberi komando penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.
Pengumuman tersangka terkait tragedi Kanjuruhan itu disampaikan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Kamis (6/10/2022).
Para tersangka dijerat Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP terkait kesalahan atau kealpaan yang menyebabkan kematian orang lain.
Mereka juga dijerat Pasal 103 dan Pasal 52 UU RI Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Dua di antara polisi yang menjadi tersangka diduga merupakan pemberi komando penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.
Para tersangka dijerat Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP terkait kesalahan atau kealpaan yang menyebabkan kematian orang lain.
Mereka juga dijerat Pasal 103 dan Pasal 52 UU RI Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
“Berdasarkan gelar dan alat bukti permulaan yang cukup, maka ditetapkan saat ini enam tersangka,” kata Sigit dalam jumpa pers.
Enam tersangka itu ialah Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, Security Officer SS, Kabag Ops Polres Malang Wahyu S, Danki Brimob Polda Jatim H dan Kasat Samapta Polres Malang Bambang Sidik Achmadi.
Sigit kemudian menjelaskan peranan para tersangka, termasuk yang merupakan anggota Polri. Sigit mengatakan Kabag Ops Polres Malang Wahyu mengetahui adanya aturan FIFA tentang larangan penggunaan gas air mata, tapi tidak mencegah atau melarang pemakaian gas air mata di Stadion Kanjuruhan.
Kemudian Saudara Hasdarman Brimob Polda yang bersangkutan memerintahkan anggotanya untuk melakukan penembakan gas air mata,” ujar Sigit dalam jumpa pers.
Sigit juga menjelaskan peran Kasat Samapta Polres Malang Bambang Sidik Achmadi. Bambang diduga memerintahkan anggotanya menembakkan gas air mata.
Kasat Samapta Polres Malang pidana pasal 359, pasal 360 memerintahkan anggotanya untuk melakukan penembakan gas air mata,” ujar Kapolri.
Sigit juga menyebut 20 orang polisi diduga menjadi pelanggar etik sehingga menyebabkan tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Sebanyak 20 polisi itu terdiri dari pejabat utama hingga atasan pemberi perintah penembakan gas air mata.
“Terkait dengan pemeriksaan internal, kita telah memeriksa 31 orang personel. Ditemukan bukti yang cukup terhadap 20 orang terduga pelanggar,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
11 polisi yang menembakkan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan
Terkait temuan tersebut, tentunya setelah ini dengan segera akan dilaksanakan proses untuk pertanggungjawaban etik. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan, jumlah ini masih bisa bertambah,” kata Sigit.
Kalau dari saya mengenai proses hukum, kami dari manajemen [Arema] menghormati proses hukum yang ada dan kami mendoakan kepada pak Haris tetap tabah dan kuat dalam menjalani ini karena beban berat yang dipikul pak Haris,” ucap Ali Rifki.
Reporter Belly Sabara