SIDOARJO lintasjatimnews – Pokok-pokok pikiran peningkatan mutu pendidikan di Jawa Timur menjadi pembahasan dalam Rapat Koordinasi Dewan Pendidikikan Provinsi Jawa Timur. Hal ini disampaikan Prof Dr Waras Kamdi MPd Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM), Rabu (31/8/2022)
Rakor ini diikuti Dewan Pendidikan Kota/Kabupaten seJatim di Hotel Fave Sidoarjo dengan mengambil tema Sinergi Dewan Pendidikan dengan Dinas Pendidikan dan Instansi Terkait dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Jawa Timur.
Prof Waras Kamdi yang juga anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jatim ini mengawali dengan melihat tantangan makro pendidikan di Indonesia.
Ia memaparkan bahwa tantangan makro pendidikan di Indonesia meliputi pendidikan di tengah pusaran global, masa depan pekerjaan, migrasi tenaga kerja di kawasan Asia Pasifik, dan karakteristik milenial Indonesia,
Lanjutnya, generasi muda yang memasuki pendidikan tinggi memiliki titik tolak yang sama sekali berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka akan menggunakan prinsip konsumen, belanja pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan hidupnya, serta pengalaman belajar yang fleksibel dan personal.
Inilah Pokok-Pokok Pikiran Peningkatan Mutu Pendidikan Di Jawa Timur yang disampaikan Prof Dr Waras Kamdi MPd
Pertama, membuka akses selebar-lebarnya bagi kaum muda untuk menjangkau kecakapan global, terutama bisnis, teknologi, dan sains data. Dengan tujuan mengurangi tingginya angka mismatch horizontal dan vertical, dan meningkatkan daya saing bangsa di tingkat global, serta peningkatan kemampuan penalaran anak-anak SMK, berpikir STEAM.
Kedua, membuka akses selebar-lebarnya mobilitas vertikal bagi kaum muda melalui rekognisi pengalaman lampau parsial untuk melanjutkan pendidikan. Tujuan yang diharapkan meningkatkan indeks pendidikan dalam IPM, khususnya APK Pendidikan Tinggi.
Ketiga, digitilasasi sekolah sekaligus membangun platform jaringan belajar Jatim untuk perluasan akses dan pemerataan mutu pendidikan. Dengan tujuan menumbuhkan ekosistem belajar kolaboratif antarsekolah, sharing sumber belajar, mengurangi kesenjangan mutu layanan pendidikan antara sekolah di kota dan pinggiran, sekolah kaya dan sekolah miskin.
Keempat, menguatkan MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) dan kapasitas kepala sekolah. Tujuannya menumbuhkan ekosistem belajar kolaboratif antarsekolah, sharing sumber belajar, mengurangi kesenjangan mutu layanan pendidikan antara sekolah di kota dan pinggiran, sekolah kaya dan sekolah miskin.
Pria kelahiran Trenggalek, 21 Nopember 1960 menambahkan perlunya penguatan sistem manajemen sekolah berbasis IT, dan manajemen sekolah berbasis keunggulan lokal.
“Pascapandemi Covid-19 momen kembali ke azas tri pusat pendidikan yaitu penguatan peran sekolah, peran keluarga dan peran masyarakat,” pungkas Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran Teknik Mesin pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang ini.
Reporter : Fathurrahim Syuhadi