Kepala Desa Naik Jaran Jenggo Saat Solokuro Culture Festival

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Karnaval Hari Ulang Tahun (HUT) RI selalu menciptakan hal-hal unik dan seru di berbagai belahan nusantara. Semua daerah punya tradisi unik untuk menyambut kedatangannya. Salah satunya adalah Solokuro Culture Festival, Sabtu (27/8/2022).

Identitas kebudayaan Kabupaten Lamongan tidak bisa dilepaskan dari tradisi unik kesenian Jaran Jenggo. Dalam bahasa Indonesia, njenggo berarti mengangguk-anggukan kepala sembari menari menurut panduan pawang yang disesuaikan dengan irama musik.

Tradisi unik ini berasal dari Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Jaran Jenggo bisa diartikan kuda goyang.

Kesenian Jaran Jenggo menggabungkan seni musik, religi dan tari. Tidak hanya itu, kesenian ini juga dibumbui dengan kekuatan supranatural atau mistis agar lebih menarik. Dalam hal ini, ada pawang yang memandu.

Jaran Jenggo ini diarak mengelilingi desa dalam kegiatan Solokuro Culture Festival. Di setiap perempatan, kuda tersebut diberhentikan untuk menunjukkan atraksi dan bergoyang seirama suara musik. Musik yang mengiringi Jaran Jenggo berasal dari alat-alat musik seperti rebanah, gendang, gambang, piano dan jedor.

Mereka terdiri dari dua kelompok Kesenian Jaran Jenggo, yakni Aswo Kaloko Joyo dan Satya Manggala.

Dalam pelaksanaannya, kesenian Jaran Jenggo diiringi lagu-lagu islami dan selawat. Kuda yang sudah dilatih akan bergoyang sesuai irama.

Saat karnaval ini Kepala Desa Solokuro, Lukman Hakim juga ikut manaiki kuda saat di halaman Balai Desa Solokuro bak raja menunggangi kudanya.

Ia berharap, Kesenian Jaran Jenggo Desa Solokuro semoga semakin mendunia. Agar sejarah dan budaya asli Desa Solokuro ini tidak luntur oleh modernitas zaman. 

“Jaranan juga merupakan perpaduan antara sifat sakral dan profan, karena kesenian memiliki unsur-unsur seni hiburan yang menonjol,” pungkasnya.

Reporter : Fathan Faris Saputro