Mahasiswa KKN UM Surabaya Dampingi UMKM Pembuat Terasi di Pantura Lamongan

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Setelah seminggu yang lalu melakukan kunjuangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bidang Pengolahan Hasil Laut (PHL) berupa Petis. Kini mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) kelompok Desa Paciran melakukan pantauan langsung di sentra pembuatan Terasi, Jum’at (5/8/2022).

Nelayan tradisional Desa Paciran, Lamongan sudah 2 minggu ini telah menangkap rebon (udang kecil, bahan pokok terasi). Musim panen rebon tahun ini cukup bagus, hasil tangkapan rebon berkisar antara 1 kuintal sampai dengan 3 kuintal dalam sekali melaut.

Hasil tangkapan rebon biasanya dijemur di sepanjang Pesisir Pantai babakan Gerong, Watu Bayang, dan Rembug Rukun. Jemuran rebon tersebut membuat mahasiswa KKN UM Surabaya tertarik untuk melakukan kunjungan sentra produksi terasi mulai dari proses produksi, kemasan, dan model pemasarannya. Terasi merupakan bumbu masak yang sangat penting, biasanya untuk membuat sambal ditambah terasi semakin bertambah sedap dan nikmat.

Kunjungan langsung ke UMKM produksi terasi milik Fredi Sugianto di Jalan Musalla Rahmat Kampung Gerong Paciran. Karena pendampingan UMKM merupakan salah satu program yang direncanakan oleh kelompok KKN UM Surabaya di Desa Paciran, Lamongan.

Pemilik UMKM terasi merk ‘Dua Udang’, Fredi Sugianto menuturkan saat menerima kunjungan, “Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan rombongan mahasiswa KKN UM Surabaya untuk melakukan pendampingan terhadap UMKM. Saya berharap untuk dibina dan dibimbing menjadi lebih baik, agar pelanggan dan pembeli semakin banyak,” demikian tuturnya.

Fredi Sugianto menjelaskan proses produksi terasi merk ‘Dua Udang’, proses pembuatan terasi dimulai dari rebon basah dijemur sampai kering. Biasanya total pengeringan dan fermentasi memerlukan waktu sampai 6 hari. Setelah proses fermentasi kemudian dikukus dan dicampur dengan gula pasir sampai matang membutuhkan waktu 30 menit, setelah dikukus proses selanjutnya disangrai.

Ketua kelompok KKN UM Surabaya, Windhy mengatakan, “Pendampingan UMKM yang dimaksud memantau proses pembuatan pengolahan produk dari tahapan awal sampai akhir menjadi terasi. Tim KKN melakukan kunjungan pada UMKM pembuatan terasi milik Fredi Sugianto ternyata sudah memiliki label atau merk dagang ‘Terasi Dua Udang’ yang bagus dan rapi,” demikian katanya.

Lebih lanjut Windhy menjelaskan bahwa UKKM terasi yang jumlahnya sekitar 10 sentra produksi di Paciran Lamongan sangat membantu warga untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Hal ini karena Desa Paciran letak geografinya stategis, yaitu berada dekat dengan laut sehingga UMKM terasi dapat meraup keuntungan yang bagus.

Terasi yang packing dengan bagus dan diberi label yang menarik bisa mempengaruhi calon pembeli. Harga terasi biasanya dijual di pasan berkisar antara Rp 13.000 sd Rp 15.000. Terasi asal Desa Paciran rasanya berbeda dengan di tempat lainnya karena bahan yang digunakan orisinil dari rebon.

Reporter: Ali Efendi