TUBAN lintasjatimnews – Sandur merupakan kesenian masyarakat petani asli kabupaten Tuban, kata sandur itu sendiri berasal dari kata san yang berarti selesai panen (isan) dan dhur yang berarti ngedhur (sampai habis). Namun sumber lain mengatakan bahwa sandur berasal dari bahasa Belanda yaitu soon yang berarti anak-anak dan door yang berarti meneruskan, dan masih banyak lagi yang mengartikan kata sandur tersebut.
Kesenian sandur sudah ada mulai zaman penjajahan Belanda yang bermula dari permainan anak-anak, kemudian berkembang menjadi pertunjukan kesenian yang bertumpu pada upacara ritual, saat ini sandur sudah mulai punah dan jarang diminati atau ditampilkan di lingkungan masyarakat pelosok kabupaten Tuban.
Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri dari budayawan Tuban Ari Sanjaya, S.Pd, M.Pd yang mengatakan bahwa kesenian sandur sampai dengan saat ini sudah mulai punah bahkan generasi sekarang jarang yang tau apa itu kesenian sandur, minggu (31/07/22).
Pria yang berprofesi sebagai guru di SMPN 1 Rengel ini mengatakan kesenian sandur harusnya tetap dilestarikan karena merupakan warisan budaya asli Kabupaten Tuban, maka peran masyarakat serta pemerintah daerah untuk mengenalkan kesenian sandur melalui pentas atau kegiatan-kegiatan yang difasilitasi oleh oleh pemerintah.
Namun tidak hanya itu, kata dia bahwa kesenian yang merupakan ritual ini harus ada yang mandegani dengan cara mengajak generasi muda dan anak-anak untuk mau belajar kesenian sandur.
Dia menambahkan, kalau antara harus dilestarikan atau tidak tergantung pada generasinya, kalau generasinya masih ingin sandur itu eksis ya semestinya dengan kesadarannya ada regenerasi baru untuk mempertahankan sandur itu tetap lestari.
Lanjut Pak Ari sapaan akrabnya, melihat kenyataan di lapangan antara generasi tua dan generasi muda itu sudah tidak nyambung, akhirnya tradisi itu pun terputus.
“Ya barang kali ada satu dua orang yang ingin menggelorakan kembali seni sandur dengan cara membuka latihan seni sandur itu sendiri sehingga sandur bisa ditampilkan kembali,” Tutup guru bahasa Indonesia ini. Reporter (KS)