Harga Rajungan Belum Stabil, Nelayan Lamongan Hadapi Musim Timur

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Sebulan lebih harga rajungan hasil tangkapan nelayan tradisional Lamongan belum beranjak membaik. Justru semakin terpuruk, saat ini harga rajungan berkisar antara Rp 25.000 sampai dengan Rp 30.000.

Pasca pelaksaan hari Raya Idul Adha 2022, sebagian nelayan tradisional Lamongan masih enggan untuk berangkat melaut karena harga hasil tangkapan rajungan masih sangat murah. Keseimbangan antara harga rajungan hasil tangkapan dengan harga beli Bahan Bakar Minyak (BBM) solar tidak seimbang, apalagi harga BBM solar mengalami kenaikan dan langkah untuk memperolehnya.

Ketua Babakan Sidodadi Sukunan, Paciran, Rohim menuturkan, “Hari ini (14/7/2022) saya tidak berangkat melaut agak malas karena harga rajungan masih murah. Paling tidak melaut minimal memperoleh rajungan 12 kilogram tangkapan, baru bisa mendapatkan bagen (hasil yang diperoleh nelayan dalam sekalai melaut), “demikian tuturnya.

Lebih lanjut Rohim mengatakan, “Selain harga rajungan yang tidak stabil, saat ini nelayan Lamongan mulai menghadapi timuran (musim timur) mulai tadi malam (13/7/2022). Musim tahunan yang dihadapi nelayan mulai bulan Juli sampai dengan awal September, pada musim timuran nelayan harus waspada karena terpaan angin dari arah timur sangat kencang, “demikian kata pria salah Ketua Blok RN Paciran.

Timuran merupakan daur ulang musim yang dihadapi oleh nelayan Pantura Lamongan setiap tahun. Terpaan angin kencang dari arah timur disertai dengan ombak besar yang dapat membahayakan keselamatan nelayan. Bahkan di musim timur terkadang terjadi angin Kemaragan, angin dari arah timur yang super kencang dan datangnya dengan tiba-tiba. Angin Kemaragan, termasuk yang paling ditakuti oleh nelayan tradisional Lamongan.

Musim timur nelayan tradisional Lamongan biasanya masih berangkat menangkap rajungan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi untuk menjaga keselamatan diri. Saat ini nelayan tradisional berharap supaya harga rajungan bisa stabil kembali sehingga hasil tangkapan mampu untuk menghidupi keluarganya.

Reporter: Ali Efendi