LAMONGAN lintasjatimnews – Rofiqotu Najahi siswi kelahiran Lamongan, 07 Juni 2007 ini memborong tropy penghargaan ketika berada di panggung setelah prosesi wisuda purnasiswa SMP Al Amin Paciran dilaksanakan, Rabu (15/06/2022).
Fiqo, panggilan akrabnya adalah putri ke-tiga dari empat bersauda pasangan Drs. Mohammad Yasin dan Nurul Hidayah, S. Ag,. Pada kesempatan yang istimewa ini dia menyabet seluruh kategori siswa berprestasi di SMP Al Amin Paciran.
Kategori siswa berprestasi yang ada antara lain juara kelas, pencapaian tahfidzul Quran terbanyak, nilai ujian kelulusan tertinggi, dan bintang pelajar.
Fiqo, juga termasuk wisudawan penggerak di kelasnya, dia sudah terjun di OSIS semenjak kelas tujuh. Fiqo berujar bahwa dia akan marah jika orang menganggapnya hanya bisa mengaji saja. Padahal sederet talenta dimilikinya, seperti berpuisi, menulis, berdiskusi, memasak, dan lain sebagainya.
Gadis remaja yang murah senyum dan selalu santun ini bercita-cita menjadi Hafidzah Qur’an, dosen, dan penulis. Dengan semangat yang terus menginspirasi, Fiqo merasa tidak perlu berambisi untuk menjadi yang terbaik, namun selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik.
“Ketika orang lain lebih menghargai nilai, hasil, dan pencapaian, jadilah orang yang menghargai proses dan usaha”, adalah motto hidupnya.
Bincang-bincang mengenai tips memborong semua tropy kategori siswa berprestasi di SMP Al-Amin ini, Fiqo menjelaskan kepada Lintas Jatim News bahwa memang keseriusan adalah kunci utama belajar. “Bila kita tidak serius belajar maka fokus akan bergeser kepada hal-hal lain yang tidak penting dan tidak ada hubungannya dengan pelajaran’, katanya.
Memusatkan perhatian ini sama persis dengan sulitnya memastikan ilmu-ilmu yang kita terima benar-benar menempel di otak kita. “Belajar itu jangan dipaksakan, tetapi harus berlangsung alami dengan mood atau suasana hati yang mendukung. Jangan pernah belajar tanpa mood yang pas”, lanjutnya.
“Masalahnya sekarang bagaimana menghadirkan mood yang pas tersebut dalam benak kita. Itulah rahasianya. Jadikanlah belajar itu sebagai sahabat. Jangan dimusuhi, jangan dibenci, apalagi dilupakan. Seorang sahabat harus diakrabi, dipedulikan, dan diingat terus” terangnya.
Luar biasa memang gadis penyuka rujak petis ini. Dilahirkan dari keluarga guru dan seorang pendakwah sekaligus kepala desa, Fiqoh memiliki segudang kelebihan. Kemampuan tahfidh yang luarbiasa selalu ditashih bersama dengan kegiatan tasmi’ dilakukan di sekolah tempatnya belajar.
Juara kelas hingga bintang pelajar setiap tahun selalu disabetnya sejak kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah hingga momen kelulusan SMP ini. Dalam kegiatan non akademik, gadis cantik ini juga juara berpuisi. Suaranya lembut tapi diafragma. Konsentrasi dan penghayatannya menggetarkan pendengarnya.
“Saya ingin selalu membanggakan guru-guru saya” itulah kata-kata yang selalu keluar dari mulutnya bila berlomba.
Mengakhiri bincang-bincang dengan Lintas Jatim News, Fiqo menyampaikan perasaan dan harapannya, “saat ini saya merasa antara senang dan sedih, sulit untuk menjelaskannya. Senang karena kami telah menyelesaikan sedikit langkah kami dalam menuntut ilmu di SMP Al Amin yang luarbiasa ini, sedih karena akan meninggalkan almamater kami, guru-guru kami, teman-teman kami, dan adik kelas kami”, pungkasnya.
Reporter: Winarto